Bulog Tak Buang Beras yang Diserang Kutu, Ini Penjelasannya

- Proses fumigasi diulang jika masih ada kutu
- Pemisahan dengan alat khusus
- Dimanfaatkan jadi pakan
Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menegaskan, beras yang terindikasi terserang hama seperti kutu, tidak serta-merta dibuang.
Dia menyebut, Bulog memiliki prosedur khusus untuk menanganinya, salah satunya melalui proses fumigasi yang dilakukan secara berkala sesuai standar operasional perusahaan.
"Jadi itu tidak dibuang, mohon maaf, jadi perlu diluruskan. Jadi apabila ada indikasi seperti laporan gangguan hama yang saya laporkan permingguan dan perbulanan tersebut, kami lakukan eksekusi dengan kegiatan fumigasi," ujarnya di Gudang Bulog, Jakarta Utara, Sabtu (6/9/2025).
1. Proses fumigasi diulang jika masih ada kutu

Rizal menjelaskan, setelah dilakukan fumigasi, Bulog akan mengambil sampel beras dari berbagai titik gudang, mulai dari bagian depan, tengah, hingga belakang. Jika masih ditemukan hama, maka fumigasi akan diulangi.
"Nah kalau masih ada kutunya, kita lanjutkan fumigasinya dengan harapan fumigasi kedua itu sudah mati kutunya," jelas dia.
2. Pemisahan dengan alat khusus

Setelah tahap fumigasi, beras yang tersisa dibersihkan dengan menggunakan mesin pemilah. Alat itu berfungsi memisahkan kotoran, pecahan beras, hingga butiran yang berubah warna dari beras yang masih layak.
"Kita bersihkan dengan alat ini. Tadi kan sudah dilihatkan bagaimana proses alat ini bekerja," ujar Rizal.
3. Dimanfaatkan jadi pakan

Rizal menegaskan, beras yang sudah dipisahkan dan tidak layak konsumsi tidak langsung dibuang. Beras tersebut akan dialihkan pemanfaatannya, misalnya untuk kebutuhan pakan unggas, sehingga tetap bisa berguna.
"Jadi tidak dibuang, tidak di-disposal. Jadi kita gunakan semaksimal mungkin, se-efektif mungkin bisa bermanfaat. Jadi tidak mungkin kami langsung ujuk-ujuk, langsung disposal gitu," tambahnya.