Buwas Mengaku Disuruh Impor Beras oleh Airlangga dan Lutfi

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan bahwa keputusan impor beras sebanyak 1 juta ton merupakan instruksi dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Keputusan kontroversial itu diambil saat Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) beberapa waktu lalu.
“Sehingga saat rakortas saat itu enggak diputuskan untuk impor. Hanya kebijakan dari Pak Menko (Perekonomian) dengan Menteri Perdagangan itu yang pada akhirnya kita dikasih penugasan tiba-tiba untuk laksanakan impor,” kata Budi Waseso dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Badan Legislasi DPR secara virtual, Selasa (16/3/2021).
1. Penugasan impor beras secara tertulis

Pria yang akrab disapa Buwas ini mengatakan bahwa penugasan impor beras yang ada dalam Rakortas tersebut kini telah disampaikan secara tertulis. Rinciannya dari 1 juta beras impor itu akan dibagi untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan sisanya untuk komersial Bulog.
"Alokasi 500 ribu ton untuk CBP dan 500 ribu kepentingan komersial Bulog," katanya.
2. Masalah impor beras di 2018

Buwas juga mengungkapkan bahwa impor beras ini bermasalah seperti yang terjadi pada 2018 lalu. Di mana saat ini masih ada stok beras impor sejak 3 tahun lalu sebanyak 106.642 ton itu yang mutunya kini berkurang. Buwas pun telah menyampaikan permasalahan ini dalam Rakortas tersebut.
"Ini yang jadi pemikiran kita dan kita sudah sampaikan ini ke Kemenko dan Rakortas sudah kami sampaikan bahwa ini harus segera ditangani karena ini beras CBP. Ini beras pemerintah dalam hal ini dan kita belinya perintah dari negara untuk adakan beras ini dan ditentukan ini adalah CBP," paparnya.
Diketahui pada saat itu, realisasi impor beras pada 2018 sebesar 1.785.450 ton. Secara rinci Bulog telah menyalurkan 321.320 ton pada tahun 2018, lalu 529.110 tahun berikutnya, dan 617.574 ton pada tahun 2020. Pada tahun ini rencana realisasi beras impor tahun 2018 sebanyak 41.635 ton.
3. Mendag bilang impor beras belum tentu jadi satu juta ton

Meski demikian, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan impor satu juta ton beras belum tentu jadi. Menurutnya angka impor beras dipengaruhi tiga hal, yakni peran Perum Bulog sebagai penjaga pasokan atau iron stock, kestabilan harga beras, dan penugasan khusus pemerintah untuk komoditas beras.
"Pokoknya saya ingatkan ini adalah mekanisme pemerintah, bukan berarti kita menyetujui suatu jumlah untuk impor serta merta itu diharuskan impor segitu, tidak. Tetapi pada saat yang bersamaan, meskipun impornya ternyata, misalnya sekian juta, tetapi ketika ketiga koefisien itu berubah impornya juga bisa naik gitu loh," papar Lutfi dalam konferensi pers, Senin (15/3/2021).