Canda Bahlil saat Target Investasi 2022 Naik: Bikin Uban Makin Banyak

Bali, IDN Times - Pemerintah mematok target investasi mencapai Rp1.200 triliun di 2022. Angka ini naik hampir 35 persen dari target investasi 2021 yang sebesar Rp900 triliun.
Menteri Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan kenaikan target tersebut menjadi tantangan bagi kementeriannya.
"Target tahun depan Rp1.200 triliun. Kalau tahun ini Rp900 triliun, naiknya 31-35 persen. Ini yang bikin rambut putih makin banyak," kata Bahlil di Nusa Dua, Sabtu (18/12/2021).
1. Fokus hilirisasi untuk mengejar target investasi 2022

Bahlil menyampaikan, pihaknya bakal fokus menyasar hilirisasi sebagai sektor investasi prioritas untuk mengejar target investasi di 2022. "Strategi kita bagaimana Investasi yang ada 40-45 persen itu hilirisasi," ujarnya.
Selain itu, mantan Ketua Umum HIPMI ini juga ingin tahun depan kontribusi investasi terhadap produk domestik bruto (PDB) bisa lebih besar lagi. Sehingga, memberikan efek domino terhadap konsumsi masyarakat.
2. Penanganan COVID-19 di Indonesia bakal memengaruhi capaian investasi

Selain fokus hilirisasi, penanganan COVID-19 di Indonesia juga akan memengaruhi capaian investasi di Indonesia. Untuk itu, Bahlil meminta bantuan masyarakat dan pemangku kepentingan untuk bersama-sama menghadapi COVID-19.
"Saya yakin Rp1.200 triliun bisa tercapai. Syaratnya (kasus) COVID-19 jangan di atas 1000. Jangan kayak pas (varian) Delta," paparnya.
3. Ada varian Omicron, optimisme investor tetap tinggi

Diberitakan sebelumnya, Bahlil optimistis kepercayaan investor, khususnya investor asing, tetap tinggi meski varian Omicron telah terdeteksi di Indonesia.
"Di Indonesia sekalipun COVID-19, trust investor khususnya FDI (foreign direct investment) itu tinggi sekali," imbuh dia.
Optimisme Bahlil bukan tanpa alasan. Menurutnya, masih tingginya kepercayaan investor kepada Indonesia dapat dibuktikan dari keseriusan para penanam modal untuk mengeksekusi perizinan yang sudah mereka peroleh.
"Rencana investasi yang mereka sampaikan tidak ada yang diundur," paparnya.
"Saya punya keyakinan atas dasar data dan hasil komunikasi pendekatan dengan tim investor. Tidak ada keraguan (terhadap Indonesia)," Bahlil menambahkan.