China Buka Rute Kapal Kontainer Pertama ke Eropa Melalui Arktik

- Kapal Istanbul Bridge membuka rute kontainer China-Eropa melalui Arktik, mempersingkat waktu pengiriman dan menunjukkan kelayakan komersial.
- Pelabuhan Ningbo-Uni Eropa bernilai fantastis dengan perdagangan mencapai 330,74 miliar yuan, meningkat 12 persen dari tahun sebelumnya.
- Rute China-Eropa via Arktik mengoptimalkan rantai pasokan global, mengurangi emisi karbon, dan mendukung pertumbuhan perdagangan yang stabil dan sehat.
Jakarta, IDN Times - China telah membuka rute kapal kontainer pertamanya yang menghubungkan Eropa melalui jalur laut Arktik.
Dilansir Global Times pada Selasa (14/10/2025), kapal yang bernama Istanbul Bridge itu meninggalkan Pelabuhan Ningbo-Zhoushan di Provinsi Zhejiang di China timur pada 23 September. Lalu, melintasi rute Arktik dan tiba di pelabuhan Felixstowe di Inggris pada Senin (13/10/2025).
Pelayaran 20 hari itu menandai pertama kalinya sebuah kapal kontainer berlayar dari China ke Eropa melalui Arktik dan menunjukkan kelayakan komersial dari jalur timur laut. Dengan rute ini, dapat mengurangi waktu pengiriman secara signifikan. Sebab, rute China-Eropa memerlukan waktu sekitar 40 hari melalui Terusan Suez di Timur Tengah, atau sekitar 25 hari melalui kereta api.
1. Perdagangan Pelabuhan Ningbo-Uni Eropa bernilai fantastis
Kapal Istanbul Bridge membawa sekitar 4 ribu unit ekuivalen dua puluh kaki (TEU) kargo. Kapal ini akan membongkar muatannya di pelabuhan di Inggris, Jerman, Polandia, dan Belanda, Xinhua melaporkan.
Berdasarkan statistik dari otoritas bea cukai di Ningbo, nilai barang yang diekspor melalui pelayaran pertama mencapai sekitar 1,4 miliar yuan (sekitar Rp3,2 triliun). Ini termasuk pakaian, lemari penyimpanan energi, baterai, dan barang-barang lainnya.
"Uni Eropa (UE) merupakan mitra dagang terbesar Pelabuhan Ningbo. Dalam 8 bulan pertama tahun ini, total perdagangan antara Pelabuhan Ningbo-UE mencapai 330,74 miliar yuan (Rp769,8 triliun). Angka tersebut meningkat 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dan menyumbang sekitar 18 persen dari total perdagangan luar negeri Pelabuhan Ningbo," menurut Bea Cukai Ningbo.
2. Rute China-Eropa via Arktik mengoptimalkan rantai pasokan global
Rute Arktik China-Eropa telah meningkatkan efisiensi pengiriman logistik secara signifikan. Selain itu, pelayaran dilakukan pada waktu yang tepat, tidak ada layanan kapal pemecah es yang digunakan karena jaraknya jauh lebih pendek. Dengan perjalanan yang lebih singkat, emisi karbon jauh lebih rendah, yang berkontribusi pada tujuan iklim global dan pembangunan berkelanjutan.
"Rute ini merupakan jalur pelayaran internasional yang sedang berkembang, yang menghubungkan Asia Timur dan Eropa. Serta, sangat berharga dalam mengoptimalkan rantai pasokan global, dan mendorong kerja sama ekonomi-perdagangan di sepanjang rute tersebut," kata seorang analis China.
Direktur Departemen Studi Eropa di Institut Studi Internasional China, Cui Hongjian, mengatakan meski lanskap perdagangan global sedang bergejolak, tetapi perdagangan antara China-UE tetap kuat.
"Perdagangan laut tetap menjadi jalur utama perdagangan internasional, dan konektivitas sangat penting dalam mendukung pertumbuhan perdagangan yang stabil dan sehat," ujarnya.
3. Kebijakan China di kawasan Arktik

Dilansir NHK News, ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat, mendorong China mengembangkan rute transportasi baru, guna memperluas perdagangan dengan Eropa.
Saat ini, Beijing tengah giat mengembangkan rute maritim Arktik, yang disebutnya 'Jalur Sutra Kutub'. Hal ini pernah diungkapkannya pada 2018, saat merilis buku putih berjudul Kebijakan Arktik China.
Negara tersebut juga berupaya memperdalam kerja sama dengan Rusia, terutama karena Rusia memiliki garis pantai Arktik yang luas. Pembukaan rute baru ini menunjukkan komitmen China terhadap kerja sama dan pembangunan di bidang Arktik.
Sumber rujukan:
https://www3.nhk.or.jp/nhkworld/en/news/20251015_04/
https://www.globaltimes.cn/page/202510/1345620.shtml
https://english.news.cn/20251015/9f2ea0b2df38458ab837ad7144447eed/c.html