CPOPC Angkat Pimpinan Baru, Fokus Kolab Negara Penghasil Minyak Sawit

- CPOPC menunjuk Izzana Salleh sebagai Sekretaris Jenderal baru dan Musdhalifah Machmud sebagai Wakil Sekretaris Jenderal untuk periode Juni 2025 hingga Mei 2028.
- Izzana Salleh membawa latar belakang dari sektor kebijakan publik, kepemimpinan korporat, dan advokasi nirlaba global. Sedangkan Musdhalifah Machmud dikenal sebagai pakar kebijakan asal Indonesia dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di sektor publik.
Jakarta, IDN Times - Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC) resmi mengumumkan transisi kepemimpinan eksekutif. Mereka menunjuk Izzana Salleh sebagai Sekretaris Jenderal baru dan Musdhalifah Machmud sebagai Wakil Sekretaris Jenderal untuk periode Juni 2025 hingga Mei 2028.
Pengumuman itu disampaikan dalam konferensi pers di Sekretariat CPOPC, Jakarta, bersama jajaran pimpinan periode 2022–2025, yaitu Sekretaris Jenderal Rizal Affandi Lukman, Wakil Sekretaris Jenderal Datuk Nageeb Wahab, Direktur Keberlanjutan dan Petani Kecil Witjaksana Darmosarkoro, serta Direktur Kebijakan dan Strategi Puah Chiew Wei.
Pihak CPOPC menyebut masa kepemimpinan mereka telah berhasil meningkatkan pengaruh dan relevansi kebijakan organisasi itu secara global.
1. Kepemimpinan baru fokus kolaborasi regional dan keberlanjutan

Izzana Salleh membawa latar belakang dari sektor kebijakan publik, kepemimpinan korporat, dan advokasi nirlaba global. Dia tercatat sebagai anggota Dewan Pengawas Malaysian Palm Oil Council (MPOC), pendiri RISE Human Capital.
Dia juga salah satu pendiri Girls for Girls International (G4G), platform mentorship global yang beroperasi di lebih dari 40 negara. Dia menempuh pendidikan di Harvard Kennedy School, Imperial College London, dan California State University Pomona.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Musdhalifah Machmud dikenal sebagai pakar kebijakan asal Indonesia dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di sektor publik. Dia berperan dalam penyusunan kebijakan nasional di bidang ketahanan pangan, agribisnis, dan keberlanjutan melalui posisinya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI. Musdhalifah juga pernah mewakili Indonesia dalam berbagai forum global, termasuk sebagai Ketua Bersama FACT Dialogue.
CPOPC menyatakan kepemimpinan baru akan mengusung pendekatan proaktif, advokasi berbasis data, dan inovasi kolaboratif lintas wilayah dan rantai pasokan. Fokus mereka adalah memperkuat kolaborasi regional, menyelaraskan standar keberlanjutan, dan memperjuangkan hak-hak petani kecil dalam rantai nilai global.
"Kami berkomitmen untuk terlibat lebih aktif dengan mitra di seluruh dunia, membangun kepercayaan melalui transparansi, sains, dan tanggung jawab bersama," ujar Izzana.
2. Lima pilar penguatan CPOPC di bawah kepemimpinan sebelumnya

CPOPC menyampaikan kepemimpinan periode 2022-2025 telah meningkatkan posisi organisasi melalui lima pilar utama, yaitu komunikasi dan promosi (termasuk advokasi), keberlanjutan, dukungan bagi petani kecil, riset dan pengembangan, serta konsultasi.
Pencapaian penting pada periode itu mencakup status pengamat di ECOSOC PBB, peluncuran Sustainable Vegetable Oils Conference (SVOC), serta pembentukan Gugus Tugas Gabungan (Joint Task Force/JTF) bersama Uni Eropa, Indonesia, dan Malaysia terkait Regulasi Deforestasi Uni Eropa (EUDR).
Selain itu, pendekatan strategis juga dilakukan di negara konsumen utama seperti Uni Eropa, Inggris, India, China, dan Pakistan untuk menangkal misinformasi dan mendorong perdagangan berbasis sains.
CPOPC juga bergabung dengan Global Biofuels Alliance (GBA) untuk memosisikan minyak sawit dalam agenda transisi energi menuju Net Zero 2060, serta melibatkan generasi muda melalui program #YoungElaeis Ambassadors yang telah menjangkau lebih dari 20 negara.
CPOPC menekankan masa kepemimpinan tersebut telah membentuk identitas strategis baru, menjembatani kepentingan produsen dan konsumen, membela hak petani kecil, dan memajukan keberlanjutan secara terarah.
3. CPOPC diyakini siap hadapi tantangan baru dengan energi baru

Rizal Affandi Lukman menyampaikan memimpin CPOPC di masa transformasi merupakan kehormatan besar baginya. Selama tiga tahun terakhir, dia bersama jajaran telah berupaya mengubah persepsi global mengenai minyak sawit.
"Kami bekerja tanpa lelah untuk mengubah persepsi global tentang minyak sawit dengan menempatkan fakta, keadilan, dan kesejahteraan petani kecil di pusat diskusi," sebutnya.
Dia menjelaskan fondasi kelembagaan telah diperkuat, jaringan global diperluas, dan keterlibatan langsung dilakukan dengan pembuat kebijakan, produsen, serta masyarakat.
Rizal menegaskan masa jabatannya bukan merupakan akhir, melainkan awal dari kelanjutan, dan dia meyakini kepemimpinan izzana Salleh dan Musdhalifah Machmud akan membawa energi baru untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.