Daftar Perusahaan Besar yang Bangkrut, padahal Produknya Terkenal!

Intinya sih...
- PT Aditec Cakrawiyasa, produsen kompor Quantum, dinyatakan pailit setelah 31 tahun berdiri karena persaingan ketat dan produk impor.
- Toko Gunung Agung (TGA), toko buku legendaris di Indonesia, menutup keseluruhan gerai pada akhir 2023 karena tak bisa lagi menanggung rugi.
- PT Sariwangi Agricultural Estate Agency bangkrut karena gagal membayar utang Rp1,05 triliun kepada PT Bank ICBC Indonesia, meskipun teh celup Sariwangi masih diproduksi Unilever.
Jakarta, IDN Times - Besar-kecilnya skala sebuah perusahaan tidak menentukan keberlangsungan bisnis perusahaan tersebut. Buktinya, banyak perusahaan besar dengan produk-produk yang sudah dikenal masyarakat akhirnya bangkrut.
Baru-baru ini, PT Aditec Cakrawiyasa yang merupakan produsen kompor Quantum dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Perusahaan tersebut sudah berdiri di Indonesia selama 31 tahun, tepatnya sejak 1993.
Kompor Quantum sendiri sempat merajai pasar di Indonesia. Namun, persaingan yang ketat, apalagi menghadapi produk impor menjadi salah satu penyebab dalam akhir cerita kompor Quantum.
Tak hanya pabrik kompor Quantum, ada juga perusahaan-perusahaan besar di Indonesia yang akhirnya harus gulung tikar karena berbagai faktor.
1. Toko Gunung Agung
Siapa yang tak kenal dengan Toko Gunung Agung (TGA)? TGA adalah toko buku legendaris di Indonesia yang didirikan pada 1 Januari 1953. TGA merupakan perintis toko buku dan alat tulis di Indonesia.
TGA adalah merek gerai buku milik PT GA Tiga Belas. Perusahaan telah menutup keseluruhan gerai pada akhir 2023. Penutupan dilakukan karena perusahaan tak bisa lagi menanggung rugi dari toko buku tersebut.
Penutupan gerai Toko Gunung Agung sendiri telah dilakukan secara bertahap sejak 2020. Penyebaran COVID-19 kala itu makin memperburuk kinerja, sehingga perusahaan terpaksa melakukan efisiensi gerai.
2. Produsen pertama teh Sariwangi
Perusahaan yang mencetuskan produk teh Sariwangi, yakni PT Sariwangi Agricultural Estate Agency dinyatakan pailit pada tahun 2018 karena gagal membayar utang senilai Rp1,05 triliun kepada PT Bank ICBC Indonesia.
PT Sariwangi adalah perusahaan yang pertama memproduksi teh celup Sariwangi pada 1972. Pada tahun 1998, PT Unilever Indonesia Tbk melirik produk teh celup Sariwangi itu. Akhirnya, Unilever membeli merek teh celup Sariwangi dari PT Sariwangi.
Dengan demikian, Unilever lah pemegang merek teh celup Sariwangi. Hal itulah yang menyebabkan kenapa teh celup Sariwangi masih beredar di pasaran, karena masih diproduksi Unilever sebagai pemegang merek.
Sebelumnya, Unilever sudah menegaskan bahwa perusahaan tidak memiliki ikatan dengan PT Sariwangi. Unilever hanya perusahaan yang pernah membeli merek dagang teh celup Sariwangi dari PT Sariwangi.
3. Nyonya Meneer
Masih perusahaan Indonesia, produsen jamu legendaris Nyonya Meneer juga harus gulung tikar karena dinyatakan pailit pada 2017 oleh Pengadilan Negeri (PN) Semarang.
Nyonya Meneer memiliki utang kepada 35 kreditur senilai Rp89 miliar. Perusahaan yang dinilai tak sungguh-sungguh membayar utang itu akhirnya dinyatakan bangkrut.