Dampak Kondisi Ekonomi dan Geopolitik, Halodoc PHK Karyawan

Jakarta, IDN Times - Startup kesehatan atau healthtech Halodoc melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK kepada sejumlah karyawannya. Langkah ini diambil dalam rangka merespons perubahan besar dalam kondisi makroekonomi politik dan geopolitik.
"Kondisi saat ini mengharuskan seluruh pelaku bisnis untuk terus beradaptasi, mengevaluasi strategi bisnis secara berkala, hingga bertransformasi demi memastikan strategi terbaik untuk menghadapi dinamika industri," kata VP Government Relations and Corporate Affairs Halodoc, Adeline Hindarto, kepada IDN Times, Rabu (15/11/2023).
1. Ingin tetap bertumbuh, Halodoc terpaksa lakukan PHK

Dijelaskan Adeline, sebagai perusahaan teknologi di industri kesehatan, adaptasi dan kelincahan menjadi mantra perusahaan sejak hadir di Indonesia.
Untuk menghadapi iklim industri saat ini, Halodoc merasa perlu menyiapkan organisasi yang tanggap dengan perubahan masa depan. Makanya, Halodoc terpaksa melakukan rightsizing. Meski demikian, Halodoc enggan menyebutkan berapa karyawan yang terkena PHK.
"Langkah ini pastinya bukan keputusan yang mudah. Namun, perlu kami lakukan untuk
memastikan perusahaan tetap dapat bertumbuh secara berkelanjutan," ujar Adeline.
2. Hak karyawan dipenuhi sesuai aturan yang berlaku

Adeline memastikan perusahaan tetap memenuhi hak-hak karyawan sesuai peraturan dan hukum yang berlaku. Setiap karyawan akan memiliki perlindungan asuransi kesehatan hingga Desember 2024.
Dia pun menekankan langkah transformasi ini diambil dengan pertimbangan matang demi menjaga relevansi dan keberlanjutan perusahaan di masa mendatang.
"Kami berterima kasih dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada setiap karyawan yang telah berkontribusi dengan sepenuh hati, khususnya selama menghadapi pandemik COVID-19," tuturnya.
Ke depannya, Halodoc akan terus fokus untuk meningkatkan layanan dan memperluas akses layanan kesehatan bagi masyarakat, dengan berorientasi pada produktivitas, agility, dan keberlangsungan bisnis jangka panjang.
3. Halodoc baru dapat pendanaan seri D US$ 100 juta

Pada Juli 2023 lalu, PT Astra International Tbk (Astra) menambah investasi pada Halodoc. Melalui pendanaan seri D, Halodoc mendapatkan total dana investasi 100 juta dolar AS, atau setara Rp1,5 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu).
Astra memberikan tambahan suntikan modal lewat anak usahanya, PT Astra Digital Internasional. Dengan begitu total investasi Astra setelah pendanaan seri D ini mencapai 135 juta dolar AS.
Presiden Direktur Astra, Djony Bunarto Tjondro, mengungkapkan tingginya permintaan terhadap layanan akses kesehatan yang berkualitas telah mendorong meningkatnya adopsi teknologi digital pada layanan kesehatan.
Oleh karena itu, Astra menilai sektor kesehatan di Indonesia memiliki prospek pertumbuhan yang baik dalam jangka panjang. Hal ini turut didukung oleh upaya-upaya pemerintah memajukan sektor layanan kesehatan di tanah air.
"Kami berharap, investasi Astra pada Halodoc dapat mempercepat transformasi layanan kesehatan di Indonesia yang semakin inovatif, menjangkau masyarakat luas dan berkualitas," ujar Djony.