Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dampak PPN Naik Jadi 12 Persen untuk Milenial dan Gen Z

ilustrasi PPN 12% (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Kenaikan PPN akan mempengaruhi generasi muda, terutama Gen Z dan milenial. Hal ini akan mengubah gaya hidup dan kebiasaan keuangan mereka.
  • Kebijakan kenaikan PPN menjadi 12% adalah respons terhadap masalah fiskal Indonesia yang semakin memprihatinkan, namun perlu diimbangi dengan reformasi pajak yang lebih menyeluruh.
  • Dampak kenaikan PPN tidak hanya menyentuh daya beli masyarakat, tetapi juga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ini berpotensi menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 0,17%.

Jakarta, IDN TIMES - Pemerintah telah merencanakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen sejak lama. Kenaikan PPN direncanakan akan berlaku mulai Januari 2025.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Presiden Prabowo Subianto akan menunda kenaikan tarif PPN menjadi 12 persen yang harusnya terjadi pada Januari 2025. Meski demikian, kebijakan kenaikan PPN telah dituangkan menjadi undang-undang.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan belum ada pembahasan tentang penundaan kebijakan kenaikan PPN menjadi 12 persen. Kementerian Keuangan pun memberi sinyal bahwa rencana kenaikan tetap berjalan sesuai rencana. 

Ketua Program Studi Manajemen Universitas Paramadina, Adrian A Wijanarko mengatakan kenaikan harga barang dan jasa akibat PPN yang naik itu akan memaksa generasi muda untuk menyesuaikan pola konsumsi mereka. 

“Kenaikan PPN ini akan mempengaruhi cara mereka mengelola keuangan pribadi dan merencanakan masa depan,” ungkap Adrian dalam Universitas Paramadina diskusi publik bertajuk “PPN 12%: Solusi atau Beban Baru?”, dikutip dari siaran pers, Selasa (3/12/2024). 

Diskusi tersebut digelar Universitas Paramadina bekerja sama dengan Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Senin (2/12/2024). Diskusi ini menghadirkan para pakar ekonomi dan akademisi untuk membahas dampak dari kenaikan PPN menjadi 12 persen. 

1. Generasi muda akan terdampak sehingga ubah pola keuangan

www.idntimes.com

Adrian mengatakan kelompok Milenial dan Gen Z telah menghadapi berbagai tekanan, baik dari dalam diri mereka sendiri maupun faktor luar. Secara internal, kelompok anak muda ini memiliki keinginan untuk mandiri secara finansial. Hal itu berhadapan dengan tekanan dari luar berupa ketidakpastian ekonomi global dan persaingan di pasar kerja. 

Menurutnya, kelompok ini kemungkinan besar akan mengurangi pengeluaran untuk barang konsumsi dan lebih fokus menabung untuk keperluan pendidikan, membeli properti, atau investasi jangka panjang. 

"Hal ini menunjukkan adanya perubahan dalam gaya hidup dan kebiasaan keuangan yang lebih berhati-hati di kalangan generasi muda," ujarnya.

2. Latar belakang kenapa PPN perlu naik

ilustrasi PPN 12% (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menekankan bahwa kenaikan PPN adalah respons terhadap masalah fiskal Indonesia yang semakin memprihatinkan.

"Penurunan penerimaan pajak hingga 0,4 persen pada Oktober 2024 dan rendahnya rasio pajak di tengah meningkatnya utang negara menandakan bahwa keberlanjutan fiskal Indonesia sedang dalam ancaman serius," kata dia dalam diskusi tersebut.

Meski demikian, Wijayanto mengingatkan bahwa kebijakan tersebut perlu diimbangi dengan reformasi pajak yang lebih menyeluruh. Ia menyarankan agar pemerintah mengatasi masalah penyelundupan, memperbaiki tata kelola pajak, dan mengurangi insentif pajak untuk sektor-sektor tertentu yang tidak produktif.

"Tanpa langkah-langkah ini, kenaikan PPN bisa menjadi beban tambahan bagi masyarakat yang sudah tertekan oleh kondisi ekonomi," ujarnya. 

3. Paling berdampak pada daya beli kelas menengah

Ilustrasi Belanja Online/Belanja di e-commerce. (IDN Times/Aditya Pratama)

Senada, Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef, M Rizal Taufikurahman, menilai kenaikan PPN harus disertai dengan langkah-langkah kebijakan yang lebih luas dan tepat sasaran. Dia menilai kenaikan PPN diperkirakan akan memperburuk inflasi dan menambah beban ekonomi bagi kelas menengah. 

"Mereka yang sudah menghadapi tekanan ekonomi, termasuk biaya hidup yang semakin tinggi, akan semakin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ini juga bisa menghambat daya beli masyarakat, yang pada gilirannya memperlambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan," bebernya.

Oleh karena itu, kebijakan ini perlu diimbangi dengan penguatan daya beli masyarakat, terutama bagi generasi muda dan kelas menengah yang paling terdampak.

4. Bisa perlambat pertumbuhan ekonomi

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Dok. IDN Times)

Selain itu, dia mengingatkan pemerintah bahwa dampak kenaikan PPN tidak hanya menyentuh daya beli masyarakat, tetapi juga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Rizal memprediksi bahwa kenaikan ini berpotensi menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 0,17 persen, akibat dari penurunan konsumsi, ekspor, dan daya saing sektor industri.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Septi Riyani
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us