Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Danantara Diluncurkan, Rupiah Menguat ke Level Rp16.278 per Dolar AS

ilustrasi uang dolar Amerika (IDN Times/Mela Hapsari)
Intinya sih...
  • Rupiah menguat 35 poin di pasar spot, ditutup pada level Rp16.278
  • 6 mata uang di Asia ikut menguat terhadap dolar AS, termasuk Ringgit Malaysia, Bath Thailand, Yuan China, Peso Filipina, dan Won Korea
  • Peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) merespons positif pasar uang dan berdampak positif untuk jangka panjang

Jakarta, IDN Times - Pergerakan rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp16.278 di akhir perdagangan Senin (24/2/2025). 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berhasil menguat 35 poin atau  0,21 persen dari akhir pekan lalu yang ada di Rp16.313 per dolar AS.

1. Sejumlah mata uang menguat pada sore ini

Lebih rinci, rupiah tidak menguat sendirian karena ada 6 mata uang di kawasan Asia ikut menguat terhadap dolar AS, beberapa di antaranya:

  • Ringgit Malaysia menguat 0,30 persen 
  • Bath Thailand menguat 0,05 persen 
  • Yuan China menguat 0,04 persen
  • Peso Filipina menguat 0,22 persen 
  • Won Korea menguat 0,16 persen 

2. Pasar respons positif peluncuran Danantara

Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi menyebut pasar merespons positif peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada Senin (24/2/2025).

Danantara diharapkan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi dengan mengonsolidasikan aset penting dan mengoptimalkan kekayaan negara.

"Pasar merespons positif pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang akan meluncurkan Danantara," ujarnya.

3. Muncul kekhawatiran transparansi dalam pengelolaan dana di Danantara

Sementara itu, Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, Danantara belum memberikan sentimen pada pergerakan rupiah dan akan berdampak positif untuk jangka panjang. 

Meski demikian, muncul kekhawatiran terkait transparansi dalam pengelolaan dana tersebut. 

"Sebaiknya (menteri) tidak merangkap jabatan, karna mengelola dana sovereign wealth fund (SWF) sebesar ini bukanlah hal yang mudah," tegasnya. 

Secara umum, pergerakan rupiah dan mata uang regional pada umumnya menguat terhadap dolar AS yang terkoreksi oleh meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga the Fed menyusul data-data ekonomi yang lebih lemah.

"Penguatan rupiah juga didukung oleh meredanya kekhawaatiran seputar tarif Trump untuk saat ini," tegasnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triyan Pangastuti
EditorTriyan Pangastuti
Follow Us