Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dapat Usulan dari Pengusaha, OJK Pertimbangkan Buyback Tanpa RUPS

Konferensi pers OJK, BEI, dan pelaku pasar di Gedung BEI (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Intinya sih...
  • OJK pertimbangkan buyback saham tanpa RUPS berdasarkan masukan pelaku pasar dan pemangku kepentingan
  • Dialog OJK dan BEI dihadiri pengusaha elite lokal untuk memastikan kondisi domestik tetap baik
  • IHSG melemah karena tekanan terkait kebijakan Presiden AS, OJK tunda short sell demi stabilitas pasar modal

Jakarta, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempertimbangkan untuk menerapkan buyback atau pembelian kembali saham tanpa proses Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Hal itu berdasarkan masukan-masukan para pelaku pasar dan pemangku kepentingan pasar modal yang hadir dalam dialog dengan OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sejumlah nama pengusaha elite lokal hadir dalam dialog tersebut seperti Bos Sinar Mas Franky Widjaja, Direktur Utama Alamtri Resources Indonesia Garibaldi 'Boy' Thohir, Presiden Direktur Indika Energy Arsjad Rasjid, Komisaris Utama VKTR Teknologi Mobilitas Anindya Bakrie, dan Presiden Direktur Barito Pacific Agus Salim Pangestu.

"Terdapat opsi kebijakan lain yang jika diperlukan, yaitu mengkaji buyback saham tanpa RUPS dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang terjadi nantinya," ujar Kepala Eksekutif OJK Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon, Inarno Djajadi, dalam konferensi pers di Gedung BEI, Jakarta, Senin (3/3/2025).

1. Pelaku usaha mesti bersatu agar pasar dalam negeri tetap kuat

Arsjad Rasjid, Ketua Kadin Indonesia Periode 2021-2026 dan pemilik Indika Energy (instagram.com/arsjadrasjid)

Dalam kesempatan tersebut, Arsjad mengungkapkan pentingnya sikap bersatu dari para pelaku usaha dan pemangku kepentingan di pasar modal untuk memastikan kondisi domestik tetap baik-baik saja.

Oleh karena itu, Arsjad menyambut baik dialog yang digelar OJK dan BEI bersama dengan para pelaku usaha termasuk dirinya. Dia berharap hal tersebut tidak hanya berlangsung sekali, melainkan jadi agenda rutin.

"Dalam kondisi sekarang ini yang di mana keadaan di luar itu tidak baik-baik saja, maksudnya di eksternal, khususnya di luar. Tapi untuk Indonesia sendiri, bagaimana kita bisa memastikan bahwa pasar domestik kita bersama-sama dan semua teman-teman pengusaha dan sebagai pelaku daripada saham juga di Indonesia bisa bersatu, dengan upaya bersama-sama, karena kalau tidak kita siapa lagi?" ujar Arsjad.

2. Fundamental perusahaan dalam negeri masih bagus

ilustrasi pergerakan harga saham (IDN Times/Aditya Pratama)

Di sisi lain, Boy Thohir membedakan kondisi pasar modal dalam negeri saat ini ke dalam dua hal. Pertama, dia bilang perusahaan-perusahaan dalam negeri secara fundamental masih bagus.

Hal kedua, turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan kemarin tidak lepas dari keputusan-keputusan Presiden AS, Donald Trump.

"Saya lihat secara fundamental banyak sekali perusahaan-perusahaan di dalam negeri, perusahaan-perusahaan kita yang memang secara fundamental itu masih bagus. Jadi saya lihat memang dari sisi value-nya itu murah. Jadi it's time to buy menurut saya," kata Boy.

3. IHSG ambruk akhir pekan lalu

ilustrasi IHSG (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebagai informasi, IHSG sempat ambruk pada akhir perdagangan pekan lalu. IHSG melemah hingga 214,85 poin (-3,31 persen) ke level 6.270,59.

Hal itu kemudian yang jadi alasan OJK dan BEI mengundang para pelaku untuk berdialog hari ini.

"Kami menangkap concern para stakeholders pasar modal terkait tekanan yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan concern tersebut dan mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan dan pelaku pasar, OJK akan mengambil kebijakan awal untuk pertama adalah menunda implementasi kegiatan short sell," tutur Inarno.

Inarno pun menjelaskan, dalam pengambilan kebijakan tersebut, OJK fokus dalam tiga hal, yakni stabilitas pasar, peningkatan likuiditas, dan juga perlindungan investor.

"Selain itu, kami ingin juga menyampaikan pesan bahwa kami hadir mengamati dan juga berperan aktif dalam menjaga pasar modal Indonesia tetap stabil, transparan, dan juga berintegritas khususnya bagi investor lokal, retail, maupun institusional," beber Inarno.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us