Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Direktur Utama  Agrinas Pangan Nusantara, Joao Angelo De Sousa Mota. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Direktur Utama Agrinas Pangan Nusantara, Joao Angelo De Sousa Mota. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Intinya sih...

  • Danantara harusnya percepat pelaksanaan cita-cita kedaulatan pangan

  • Agrinas Pangan Nusantara tak bisa jalankan program kerjanya

  • Tak dapat anggaran sehingga harus berkorban

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Joao Angelo De Sousa Mota yang mundur dari jabatan Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara (Persero) membeberkan alasan atas keputusannya itu.

Salah satunya adalah birokrasi yang rumit di Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Menurutnya, birokrasi yang rumit itu menghambat pelaksanaan tugas dari Presiden Prabowo Subianto.

"Saya ingin menyampaikan bahwa birokrasi yang dijalankan Danantara masih tidak sesuai dengan apa yang diharapkan Bapak Presiden yang ingin memotong atau mempercepat," kata Joao dalam keterangannya, dikutip Senin (11/8/2025).

1. Danantara harusnya percepat pelaksanaan cita-cita kedaulatan pangan

Joao mengatakan, Danantara harusnya bisa mempercepat pelaksanaan titah Presiden Prabowo Subianto. Sayangnya, menurut dia, birokrasi yang berbelit itu dijadikan orientasi dalam bisnis.

"Itu yang selama ini menghambat proses atau perintah-perintah Bapak Presiden, yang di mana para pembantunya yang selalu bilang, 'iya pak, iya pak, iya pak', tapi pelaksanaannya tidak ada eksekusi dan bertele-tele, dan tidak fokus dengan kondisi dan situasi," tutur Joao.

2. Agrinas Pangan Nusantara tak bisa jalankan program kerjanya

Selama enam bulan berdiri, menurut Joao, Agrinas Pangan Nusantara tak bisa menjalankan program kerjanya. Pihaknya hanya diminta studi kelayakan (feasibility study) berulang kali.

"Itulah birokrasi-birokrasi yang masih tetap dipertahankan dan dipraktikkan di dalam Danantara, sehingga sampai hari ini pun kami masih dimintakan lagi feasibility studies, yang sampai hari ini mungkin sudah ketiga atau keempat kali yang kami serahkan," ucap dia.

3. Tak dapat anggaran sehingga harus berkorban

Selain itu, dia mengaku tak mendapat dukungan anggaran dari pemerintah. Sehingga mau tak mau pihaknya harus berkorban secara pribadi.

"Sehingga sudah enam bulan kami masih belum bisa melakukan apapun. Dan selama ini semua yang dilakukan, kami masih secara pribadi dengan tanggung jawab, dengan rasa memiliki dan mencintai negara ini, kami berkorban secara pribadi untuk menggerakkan Agrinas ini," tutur Joao.

Editorial Team