Disney Bangun Taman Hiburan Pertama di Timur Tengah

- Disney akan membangun taman hiburan pertamanya di Timur Tengah, terletak di Yas Island, Abu Dhabi.
- Proyek ini adalah hasil kolaborasi dengan perusahaan hiburan lokal Miral, dengan dana investasi sebesar 60 miliar dolar AS untuk pengembangan taman hiburan selama 10 tahun ke depan.
Jakarta, IDN Times – Walt Disney pada Rabu (7/5/2025) mengumumkan rencana pembangunan taman hiburan pertamanya di kawasan Timur Tengah. Lokasinya berada di Yas Island, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, hasil kolaborasi dengan perusahaan hiburan lokal Miral. Meski mengusung nama Disney, taman ini hanya berstatus lisensi dan tidak akan dimiliki langsung oleh Disney.
Disney menyebut UEA sebagai gerbang wisata strategis yang dilalui 120 juta penumpang tiap tahun. Letaknya hanya empat jam penerbangan dari sepertiga populasi dunia. Proyek ini akan menggabungkan arsitektur modern dan teknologi mutakhir.
CEO Disney Robert Iger menyampaikan, hal ini dalam pernyataan resmi.
“Disneyland Abu Dhabi akan autentik Disney dan khas Emirat — sebuah oasis hiburan luar biasa yang akan menghidupkan karakter dan cerita kami dalam banyak cara baru, dan akan menjadi sumber kegembiraan bagi masyarakat wilayah luas ini untuk dinikmati selama beberapa generasi,” kata Iger, dikutip dari Business Insider, Kamis (8/5/2025).
1. Disney targetkan pertumbuhan jangka panjang lewat proyek ini
Yas Island yang menjadi lokasi proyek sudah dikenal sebagai pusat hiburan global. Di pulau seluas 25 kilometer (km) persegi ini telah berdiri SeaWorld dan Warner Bros World, serta tengah dibangun taman bertema Harry Potter. Jaraknya hanya 20 menit dari pusat Abu Dhabi dan 50 menit dari Dubai.
CEO Miral, Mohamed Abdalla Al Zaabi, menyebut proyek Disney ini sebagai tonggak penting dalam misi mereka. Ia berharap keberadaan taman ini mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Abu Dhabi dan sekitarnya. Disney sendiri tengah menggelontorkan dana investasi sebesar 60 miliar dolar AS untuk pengembangan taman hiburan selama 10 tahun ke depan.
Disney menilai ekspansi ini penting untuk memperkuat portofolio di sektor hiburan langsung. Mereka telah sukses mengelola enam taman di Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Yang terbaru adalah Disneyland Shanghai yang dibuka pada 2016.
2. Kinerja finansial Disney lampaui ekspektasi analis

Di hari yang sama dengan pengumuman proyek Abu Dhabi, Disney merilis laporan pendapatan kuartal II-2025. Pendapatan naik 7 persen menjadi 23,6 miliar dolar AS, melebihi estimasi analis sebesar 23,05 miliar dolar AS. Menurut laporan Business Insider yang mengutip Bloomberg, laba per saham mencapai 1,45 dolar AS, juga melampaui ekspektasi yang dipatok di angka 1,20 dolar AS.
Segmen hiburan menghasilkan 10,68 miliar dolar AS, sementara olahraga menyumbang 4,5 miliar dolar AS. Pengalaman wisata, termasuk taman hiburan, mendatangkan 8,8 miliar dolar AS. Jumlah pelanggan Disney+ bertambah 1,4 juta, bertolak belakang dengan prediksi penurunan akibat kenaikan harga.
Di Amerika Serikat (AS), kunjungan ke taman meningkat dan pengunjung membelanjakan lebih banyak. Selain itu, pemesanan kapal pesiar juga melonjak setelah peluncuran Disney Treasure.
3. Ancaman tarif bikin analis waspada meski Disney tetap percaya diri

Meskipun performa keuangan mengesankan, kekhawatiran muncul akibat isu tarif baru. Presiden AS Donald Trump menyerukan tarif 100 persen untuk film buatan luar negeri. Kebijakan ini menimbulkan keresahan di Hollywood yang masih dalam masa pemulihan pascagempa pemogokan dan penghematan anggaran.
Gedung Putih belum mengambil keputusan final soal tarif. Namun, mereka menyatakan sedang menjajaki semua opsi untuk memenuhi arahan Presiden dalam melindungi keamanan ekonomi nasional dan mendongkrak industri film domestik.
“Disney tetap percaya diri” kata Dannie Hewson, Analis dari AJ Bell, dikutip dari BBC.
Namun, analis dari Raymond James mengingatkan bahwa bisnis wisata dan rekreasi Disney cenderung sensitif terhadap siklus ekonomi. Mereka menyoroti penurunan saham Disney sekitar 27 persen dalam enam pekan terakhir sebagai indikator tekanan yang dirasakan pasar.