Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dorong Swasembada Energi, PLN IP Gandeng INPEX Geothermal

PLN Indonesia Power terus berinovasi untuk mengembangkan potensi panas bumi dalam usahanya meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan Tanah Air. (Dok/Istimewa).
Intinya sih...
  • PLN IP mendorong pengembangan energi panas bumi untuk mendukung kemandirian energi nasional
  • Kerja sama dengan INPEX Geothermal ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman pada IJEF 2024 di Bali

Jakarta, IDN Times - PLN Indonesia Power (PLN IP) mendorong pengembangan energi panas bumi di Indonesia untuk mendukung pencapaian kemandirian energi nasional yang dicantumkan dalam visi Asta Cita yang dicanangkan pemerintahan Prabowo-Gibran. 

Komitmen tersebut diwujudkan pada The 8th Indonesia Japan Energy Forum (IJEF) 2024 di Bali dengan menggandeng perusahaan panas bumi asal Jepang, INPEX Geothermal untuk kerja sama studi dan pengembangan bersama potensi panas bumi di Indonesia.
 
Adapun kerja sama ini ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman antara PLN Indonesia Power yang ditandatangani langsung oleh Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra dengan Director INPEX Geothermal Ltd, Yasutoshi Seki pada 5 Desember 2024 pada event IJEF 2024.

1. Indonesia tengah berupaya capai swasembada energi

Ilustrasi Petugas PLN saat melakukan perbaikan (dok. PLN UID Jateng dan DIY)

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana yang membuka IJEF 2024 mengatakan, kerja sama bilateral yang kuat antara Indonesia dan Jepang di sektor energi dan mineral menawarkan jalan menuju masa depan energi yang berkelanjutan dan tangguh.

"Indonesia juga tengah berupaya untuk mencapai swasembada energi dengan memanfaatkan sumber daya alamnya yang melimpah, hal ini kita kolaborasikan dengan keahlian teknologi dari Jepang," kata Dadan dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (7/12/2024). 

2. Potensi energi hijau yang dimiliki Indonesia capai 23 GW

Petugas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Tanjung Uma, Kota Batam saat melakukan pengecekan panel surya (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)

Menurut Dadan,  Presiden Prabowo menegaskan pentingnya kemandirian energi hijau, dengan mengganti bahan bakar fosil dengan energi terbarukan dan pentingnya kerja sama dalam transisi energi.

Apalagi, potensi energi hijau yang dimiliki Indonesia pun cukup besar, seperti energi panas bumi dengan potensi sebesar 23 GW, negara ini baru memanfaatkan 11 persen dari kapasitasnya.
 
"Demikian pula, meskipun potensi energi surya melebihi 3.000 GW, penerapannya masih menjadi tantangan. Kita juga punya potensi tenaga air, terutama di wilayah Indonesia Timur dan potensi bioenergi yang sangat besar," tutur Dadan.

3. Kerja sama PLN IP dan INPEX berkaitan dengan studi pengembangan panas bumi

Potret PLTA Jatigede. (Dok. PLN).

Sementara itu, Direktur Utama PLN Indonesia Power mengatakan, pihaknya memiliki peran besar dalam mengembangkan energi hijau untuk mengakselerasi transisi energi dan mencapai target Net Zero Emission pada 2060.
 
Salah satu terobosan yang dilakukan korporasi adalah menjalin kerja sama dengan pihak yang memiliki kompetensi dan pengalaman seperti INPEX Geothermal.
 
"INPEX Geothermal memiliki pengalaman yang cukup lama dalam mengembangkan energi panas bumi. Dengan adanya kerja sama ini, kami dapat lebih meningkatkan kompetensi dalam mengembangkan panas bumi," tutur Edwin.
 
Edwin mengungkapkan, salah satu kerja sama PLN Indonesia Power dengan INPEX Geothermal meliputi studi dan pengembangan bersama energi panas bumi. Dengan adanya kolaborasi ini Edwin meyakini PLN Indonesia Power dapat lebih agresif dalam mengembangkan energi panas bumi di Tanah Air.

"Misi PLN Indonesia Power sebagai Geothermal Top Global Player ini menjadi semangat kami, terlebih potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia sangat besar dan pemanfaatannya masih belum optimal," ungkap Edwin.

Sementara itu, Deputy Commissioner for International Affairs Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Japan Masanori Tsuruda mengatakan Perdana Menteri Shigeru Ishiba pada bulan Oktober 2020 mendeklarasikan Upaya Jepang dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 46 persen pada 2030 dan hingga nol pada 2050.
 
"Jepang akan terus berupaya keras dalam tantangannya untuk memenuhi tujuan mulia dalam mengurangi emisi global. Untuk mencapai target nol emisi karbon pada 2050, Jepang akan mengakselerasi transisi energi, mengurangi penggunaan energi fosil dan beralih ke energi baru terbarukan. Hal ini akan kita lakukan melalui berbagai jalur," ujar Masanori.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us