Dubes Inggris Akui RI Sudah Bikin Kemajuan Penting di Infrastruktur
.jpg)
Jakarta, IDN Times – Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, mengatakan bahwa infrastruktur sangat penting untuk pertumbuhan dan pembangunan ekonomi negara mana pun, termasuk Indonesia. Ini karena infrastruktur memberikan fondasi agar pembangunan dapat dilaksanakan.
Owen lebih lanjut mengatakan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Joko “Jokowi” Widodo, Indonesia telah membuat kemajuan penting dengan terhubung lebih baik melalui infrastruktur transportasi, dan ekosistem startup yang telah berkembang pesat, menciptakan inovasi yang dapat dimanfaatkan oleh semua.
“Indonesia terus berupaya menghubungkan infrastruktur yang ada guna mengoptimalkan fungsinya, serta meningkatkan investasi infrastruktur dengan memanfaatkan pendanaan swasta,” ujar Owen dalam acara Better Business Case Virtual Award Ceremony, Rabu (6/10/2021).
1. Inggris gelar pelatihan untuk dukung upaya Indonesia

Dalam kesempatan itu, Owen juga mengatakan bahwa Inggris mendukung upaya Indonesia dalam sektor ini dengan mengadakan pelatihan “Five Case Model Infrastructure Business Case”. Dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Inggris ini, ada sebanyak lebih dari 300 pejabat pemerintah Indonesia baik di tingkat Pemerintah Pusat maupun Provinsi yang mengikuti pelatihan.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan persiapan dan penilaian business case infrastruktur, berdasarkan praktik terbaik Inggris dan prinsip-prinsip G20 selama dua tahun terakhir. Hal ini merupakan bagian dari rangkaian program Pemerintah Inggris yang berjudul “Global Infrastructure Programme” dan disampaikan oleh PwC Indonesia.
“Melalui program ini kami berharap dapat memberdayakan aparatur negara dengan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan yang sesuai dengan masa depan Indonesia,” kata Owen.
“Para aparatur negara dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi telah mengambil bagian dan menyelesaikan kursus ini. Saya berharap dapat membagikan sertifikat kepada mereka yang telah merampungkan kursus ini. Selamat dan sukses untuk Anda!”
2. Indonesia termasuk yang terdepan dalam mengimplementasi metode program

Head of International UK Infrastructure and Projects Authority James Ballingall, yang juga menghadiri acara tersebut, mengatakan bahwa Inggris telah bekerja dengan pemerintah Indonesia selama lebih dari empat tahun dalam Global Infrastructure Programme tersebut.
Ia menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk membantu suatu negara untuk bisa menyusun business case atau proposisi yang lebih baik untuk proyek infrastruktur yang akan membantu mereka menjadi strategis, layak secara komersial, dan dapat dibiayai.
“Metodologi ini telah diadopsi dan diajukan sebagai praktik terbaik oleh G20, serta digunakan oleh berbagai negara di seluruh dunia - dan Indonesia termasuk yang terdepan dalam mengimplementasi metode tersebut,” ujarnya.
Pada tahap akhir dalam Global Infrastructure Programme, Foreign and Commonwealth Development Office Pemerintah Inggris memberikan dana kepada Bank Dunia melalui Indonesia Sustainable Urbanization Multi-Donor Trust Fund untuk menerapkan Five Case Model dan Prinsip G20 ke dalam Tahap Persiapan Business Case Awal untuk Proyek Mass Transit Area Metropolitan Cekungan Bandung di Provinsi Jawa Barat. Dalam acara tersebut, turut diserahkan secara simbolis Early Business Case yang telah diselesaikan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
3. Indonesia targetkan menjadi negara high economy

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, yang turut menjadi pembicara di acara itu mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur merupakan kunci sukses Indonesia untuk mempercepat pembangunan ekonomi.
Ia mengatakan bahwa transformasi ekonomi harus dimulai pada 2020-2024 untuk memberikan landasan kokoh menuju Indonesia Emas 2045.
“Indonesia memiliki visi dan misi untuk menjadi negara dengan PDB terbesar kelima di dunia pada 2045 sehingga RPJMN 2020-2024 disusun sebagai titik tolak untuk mencapai sasaran pada visi Indonesia pada 2045 itu yang setidak-tidaknya kita menjadi negara high economy,” katanya.