Efek Lonjakan Harga Beras, Inflasi Februari Capai 0,37 Persen

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Februari 2024 secara bulanan mencapai 0,37 persen (month to month/mtm), atau meningkat dari inflasi Januari 2024 yang tercatat sebesar 0,16 persen. Kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat sebesar 105,58.
Secara tahunan inflasi Februari menjadi 2,75 persen (year on year/yoy), atau meningkat dibandingkan Februari 2023 yang sebesar 2,57 persen (yoy). Tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ytd) tercatat sebesar 0,41 persen.
"Inflasi tahunan februari 2024 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 102,75 pada Februari 2023 menjadi 105,58 pada Februari 2024," ucap Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M.Habibullah dalam konferensi pers di Kantor BPS pada Jumat (1/3/2024).
1. Beras beri andil inflasi 0,21 persen

Sedangkan kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,0 persen dengan andil inflasi sebesar 0,29 persen.
"Dengan komoditas penyumbang inflasi adalah beras andil inflasi 0,21 persen, cabai merah andil inflasi 0,09 persen. Telur ayam ras andil inflasi 0,04 persen, kemudian komoditas daging ayam ras andil inflasi sebesar 0,04 persen. Serta komoditas daging ayam ras andil inflasi 0,02 persen," tegasnya.
Habibullah menyampaikan komoditas beri andil deflasi yakni bawang merah sebesar 0,04 persen, tomat andil deflasi 0,03 persen dan cabai rawit andil deflasi 0,02 persen.
2. Inflasi disebabkan komponen harga bergejolak

Inflasi secara bulanan dominasi oleh seluruh komponen utamanya komponen harga bergejolak. Komponen inti alami inflasi sebesar 0,14 persen.
"Komponen ini memberikan andil inflasi 0,09 persen. Kalau dilihat dari komoditas dominan sumbang inflasi yakni minyak goreng, nasi dengan lauk, emas perhiasan dan mobil," ucapnya.
Sedangkan untuk komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi 0,15 persen dengan andil inflasi 0,03 persen. Komoditas yang dominan beri andil inflasi Sigaret Krerek Mesin (SKM) dan tarif angkutan udara.
"Komponen harga bergejolak mengalami inflasi 1,53 persen dan beri andil 0,25 persen. Komoditas yang dominan beri andil inflasi beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras dan kentang," ucapnya.
3. BPS catat 26 provinsi masih alami inflasi

Sebaran inflasi bulanan menurut wilayah terjadi di 26 provinsi dari total 38 provinsi di Indonesia alami inflasi. Sedangkan 12 provinsi lainnya alami deflasi.
"Inflasi tertinggi 1,17 persen di provinsi Sumatera Barat dan deflasi terdalam di provinsi Maluku sebesar 1,19 persen," jelasnya.
Dengan komoditas yang memberikan andil di kelompok tersebut adalah beras, cabai merah, daging ayam ras, sigaret kretek mesin (SKM), tomat, bawang putih dan komoditas lain.