Ekspansi Industri Tekstil Bakal Perkuat Rantai Pasok

Jakarta, IDN Times - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengapresiasi ekspansi yang dilakukan PT Citra Terus Makmur sebagai langkah strategis untuk memperkuat struktur dan rantai pasok industri tekstil nasional. Menurut Menperin, langkah ini menunjukkan optimisme pelaku industri tekstil terhadap prospek pertumbuhan manufaktur di Indonesia.
“Langkah ekspansi ini tidak hanya menambah kapasitas produksi, tetapi juga memperkuat rantai pasok industri tekstil nasional,” ujar Agus saat peresmian perluasan pabrik PT Citra Terus Makmur. Ekspansi ini melibatkan investasi yang memperluas pasar domestik dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok tekstil global," ungkapnya dalam keterangannya, Selasa (11/11/2025).
1. Kolaborasi pemerintah dan swasta akan makin mendorong industri tekstil

Agus menilai ekspansi ini sebagai contoh kolaborasi pemerintah dan dunia usaha untuk mendorong pertumbuhan sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), yang menjadi kontributor utama perekonomian dan penyerapan tenaga kerja.
“Investasi ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap industri TPT nasional dan diharapkan menginspirasi pelaku industri lain untuk berinovasi,” tambahnya.
2. Kinerja industri tekstil tetap tunjukkan kinerja solid

Meski menghadapi berbagai tantangan global, kinerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia tetap menunjukkan daya tahan yang kuat. Pada kuartal III 2025, pertumbuhan sektor ini tercatat mencapai 0,93 persen, menunjukkan stabilitas di tengah tekanan ekonomi global.
Ekspor TPT juga tetap solid, tercatat sebesar 8,07 miliar dolar AS, dengan surplus perdagangan mencapai 2,5 miliar dolar AS. Pencapaian ini mencerminkan posisi Indonesia sebagai salah satu pemain penting dalam rantai pasok tekstil dunia.
Selain itu, sektor TPT terus menarik minat investor, dengan nilai investasi meningkat dari Rp21,44 triliun pada 2024 menjadi Rp13,85 triliun hingga September 2025. Sektor ini juga tetap menjadi penyerap tenaga kerja utama, dengan 3,76 juta orang bekerja di bidang TPT atau sekitar 19,18 persen dari total tenaga kerja manufaktur nasional, menegaskan peran strategisnya bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
3. Transformasi industri TPT diarahkan lebih efisien, modern dan berdaya saing global

Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa pemerintah terus mendorong transformasi industri TPT agar lebih efisien, modern, dan berdaya saing global, melalui insentif fiskal dan nonfiskal, peningkatan keterampilan tenaga kerja, serta percepatan modernisasi mesin dan peralatan produksi. Selain itu, pemerintah juga berkomitmen menjamin ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan industri.
"Kami memberikan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal, mendorong peningkatan keterampilan tenaga kerja melalui pendidikan vokasi dan program link and match, serta mempercepat modernisasi mesin dan peralatan produksi,” ujar Agus.
Langkah-langkah strategis pemerintah ini juga diharapkan dapat mendorong pelaku industri lain untuk menambah kapasitas produksi, berinvestasi dalam teknologi baru, dan memperluas pasar ekspor. Dengan kolaborasi yang solid antara pemerintah dan dunia usaha, sektor TPT diyakini akan terus menjadi tulang punggung manufaktur nasional, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar global.


















