Ekspor Tiongkok Melonjak ke Level Tertinggi dalam Beberapa Dekade

Jakarta, IDN Times – Pertumbuhan ekspor Tiongkok melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua dekade, menurut data resmi yang dirilis Minggu (7/3/2021). Impor negara itu juga melonjak akibat pulih dari wabah virus corona yang telah membuat aktivitas hampir terhenti.
Ekspor elektronik dan tekstil seperti masker berkontribusi pada lonjakan pengiriman keluar, karena permintaan untuk persediaan kerja dari rumah dan alat pelindung terhadap wabah COVID-19 melonjak selama pandemik.
1. Melonjak signifikan

Menurut data resmi, ekspor melonjak 60,6 persen per tahun di periode Januari hingga Februari, jauh di atas ekspektasi analis, sementara impor naik 22,2 persen. Angka bea cukai terbaru itu sangat kontras dengan penurunan ekspor tahun lalu sekitar 17 persen dan penurunan impor 4 persen.
Lonjakan tajam pada ekspor dan impor terjadi setelah Tiongkok dilanda pendemik COVID-19 yang telah menekan aktivitas dan konsumsinya.
“Basis yang rendah adalah salah satu alasan untuk peningkatan yang lebih besar tahun ini,” kata administrasi bea cukai dalam sebuah pernyataan.
2. Surplus lebih dari 100 miliar dolar AS

Pada Minggu, data resmi menunjukkan bahwa ekspor elektronik naik 54,1 persen, sementara tekstil termasuk masker naik 50,2 persen.
Surplus perdagangan Tiongkok secara keseluruhan juga tinggi, mencapai 103,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS), kata administrasi bea cukai.
3. Data perdagangan luar negeri tetap kuat

Otoritas bea cukai juga mengatakan bahwa data perdagangan luar negeri Tiongkok tetap kuat meskipun “off-season”.
Angka perdagangan juga tinggi karena ada pemulihan produksi dan konsumsi di negara-negara besar seperti Eropa dan AS di tengah pandemi virus corona, serta perbaikan konsumsi domestik.
Selain itu, himbauan resmi untuk menghindari bepergian selama periode Tahun Baru Imlek tahun ini telah mendukung produksi, tambah administrasi bea cukai. Tiongkok memang telah mengeluarkan imbauan tersebut guna menekan penyebaran COVID-19 di dalam negeri.
“Banyak perusahaan di provinsi perdagangan luar negeri utama seperti Guangdong dan Zhejiang mempertahankan produksi selama Tahun Baru Imlek,” katanya. “Permintaan pasar diperkirakan akan pulih lebih lanjut.”