Faisal Basri Proyeksi Ekonomi 2022 Tumbuh 5 Persen

Jakarta, IDN Times - Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri, memproyeksikan ekonomi 2022 ini belum bisa pulih sepenuhnya seperti sebelum pandemik COVID-19. Dia memprediksi ekonomi 2022 tumbuh sekitar 5 persen.
"Pertumbuhan ekonomi tahun 2022 akan lebih baik tapi belum bisa mencapai level-level sebelumnya. Karena faktor fundamentalnya belum diselesaikan secara serius," kata Faisal dalam wawancara khusus dengan IDN Times, Rabu (6//1//2022).
Di sisi lain, pemerintah sendiri memprediksi ekonomi 2022 tumbuh di kisaran 5,2 persen. Adapun Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memproyeksi tumbuh di angka 4,9 persen, Bank Dunia 5,2 persen, International Monetary Fund 5,9 persen, dan Asian Development Bank 5 persen.
1. Konsumsi masyarakat belum kembali normal

Adapun faktor utama yang melatarbelakangi proyeksinya itu, menurut Faisal adalah pertumbuhan konsumsi masyarakat yang belum kembali normal.
Pada kuartal III-2021, Badan Pusar Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 1,03 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Sementara, sebelum pandemik, konsumsi rumah tangga di Indonesia biasanya tumbuh di sekitar 5 persen.
"2/3 dari ekonomi itu belum pulih, namanya konsumsi masyarakat. Syukur-syukur bisa 4 persen, 3 persen saja ngos-ngosan," kata Faisal.
2. Pelaku UMKM sulit dapat modal

Selain itu, ada persoalan lainnya yang akan memperlambat pemulihan ekonomi, yakni terkait pemberian modal melalui kredit perbankan kepada para pelaku UMKM. Mengapa UMKM menjadi penting? Karena jumlah pelaku UMKM mencapai sekitar 60 juta, di mana lebih dari 90 persen adalah pelaku usaha mikro yang kesulitan mendapatkan modal di perbankan.
"Mikro tidak berbadan usaha. Hampir bisa dipastikan sebagian besar tidak dapat kredit perbankan. Mereka (bank-bank) pada umumnya memberi kredit korporasi," kata Faisal.
Oleh sebab itu, menurutnya pemerintah harus memastikan kemudahan untuk pelaku UMKM bisa menarik modal ke bank, terutama pelaku usaha mikro. Namun, persoalan ini harus diselesaikan secara struktural.
"Untuk membenahinya tidak bisa dengan jalan pintas, jadi itu struktural," kata Faisal.
3. Faisal Basri prediksi ekonomi 2021 tumbuh 3,7 persen

Adapun untuk 2021, Faisal memprediksi ekonomi tumbuh hanya 3,7 persen. Sedangkan, pemerintah sendiri memprediksi di angka 3,7-4,5 persen.
"Bisa dipastikan ke batas bawah. Jadi ya 3,7 persen atau bahkan mungkin kurang. Komponen terbesar dalam PDB itu adalah konsumsi, 57,66 persen. Dia tumbuh hanya 1,5 persen. Ekspor memang melonjak, 22,3 persen naiknya, sumbangannya 17 persen. Namun, kan ekspor didampingi oleh impor, 21 persen naiknya. Sehingga kita lihat kontribusinya di dalam PDB hanya 1 persen, ekspor minus impor ini," ucap Faisal.