Gaji Rp5 Juta Mau Hidup Layak di Jakarta? Begini Caranya

- Biaya hidup di Jakarta mencapai Rp14,88 juta per bulan
- Gaji Rp5 juta per bulan dianggap tidak mampu memberikan hidup layak di Jakarta
- 5 tips agar bisa hidup layak dengan gaji Rp5 juta, antara lain cari hunian sesuai kemampuan, maksimalkan transportasi umum, dan atur ulang pola konsumsi makan
Jakarta, IDN Times - Tak dapat dimungkiri, biaya hidup di Jakarta memanglah tinggi, bahkan terus meningkat setiap tahunnya. Namun, hal tersebut tidak diiringi dengan kenaikan gaji pekerja yang signifikan sehingga gaji Rp5 juta per bulan pun dianggap tidak mampu memberikan hidup layak di Jakarta.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, biaya hidup di Jakarta mencapai sekitar Rp14,88 juta per bulan. Angka tersebut merupakan biaya hidup untuk rumah tangga yang terdiri dari dua hingga enam orang.
Meski begitu, taksiran biaya hidup yang tinggi itu belum dipenuhi oleh Upah Minimum Provinsi (UMP). Sebagaimana diketahui, UMP Jakarta pada 2025 mengalami kenaikan sebesar 6,5 persen menjadi Rp5.396.760.
Nah, jika kamu punya gaji di bawah UMP tersebut atau pas Rp5 juta, maka kamu perlu mengatur uang lebih cermat agar bisa tetap hidup layak di Jakarta.
Berikut ini 5 tips agar bisa hidup layak di Jakarta dengan gaji Rp5 juta seperti dikutip dari Ruang Menyala OCBC:
1. Cari hunian sesuai kemampuan

Kunci utama hidup di Jakarta adalah biaya tempat tinggal. Idealnya, biaya sewa atau cicilan rumah tidak lebih dari 30 persen gaji. Dengan demikian targetkan maksimal Rp1,5 juta per bulan.
Adapun pilihan paling realistis adalah tinggal di rumah susun, kost, atau kontrakan di pinggiran kota yang punya akses transportasi umum ke Jakarta. Dengan begitu, kamu bisa menekan biaya tanpa harus mengorbankan kenyamanan.
2. Maksimalkan transportasi umum

Transportasi merupakan pengeluaran besar kedua setelah tempat tinggal. Dengan gaji Rp5 juta, punya kendaraan pribadi bakal berat di bensin dan perawatan.
Maka dari itu untuk solusinya adalah manfaatkan transportasi publik seperti KRL, TransJakarta, atau MRT. Kamu juga bisa mengkombinasikan dengan sepeda listrik atau ojek online untuk jarak pendek.
Selain hemat, kamu bisa lebih bebas dari stres macet dan biaya parkir harian.
3. Atur ulang pola konsumsi makan

Biaya makan kerap penyebab utama boncosnya dompet. Salah satu strategi paling efektif adalah masak sendiri dan bawa bekal ke kantor.
Dengan belanja bahan di pasar tradisional, kamu bisa hemat sampai 40 persen dibanding makan di luar setiap hari. Jajan boleh, tapi batasi maksimal dua kali seminggu sebagai bentuk “self reward” biar tetap waras tanpa boros.
4. Gunakan prinsip prioritas finansial

Dengan penghasilan terbatas, kamu wajib menerapkan sistem prioritizing budget, yaitu menyusun urutan kebutuhan dari yang paling penting.
Urutannya bisa seperti kebutuhan pokok, tempat tinggal, tagihan, lalu tabungan atau dana darurat.
Hindari pengeluaran impulsif seperti belanja online tanpa rencana atau langganan aplikasi yang jarang dipakai. Semakin jelas prioritas, semakin aman arus kas.
5. Tambah penghasilan lewat side hustle

Untuk menutup selisih antara penghasilan dan kebutuhan, side income atau penghasilan sampingan jadi kunci.
Cari peluang yang sesuai kemampuan dan waktu kamu, seperti freelance menulis, desain, jualan online, jadi admin media sosial, atau reseller produk digital.
Di Jakarta, peluang pekerjaan tambahan terbuka lebar asal kamu mau berusaha. Bahkan tambahan Rp500 ribu sampai Rp1 juta per bulan sudah bisa sangat membantu.














.jpg)


