Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gelombang Mobil Listrik Murah dari China Guncang Industri Otomotif Brasil

Ilustrasi ekspor mobil (freepik.com/tawatchai07)
Ilustrasi ekspor mobil (freepik.com/tawatchai07)
Intinya sih...
  • BYD memimpin serbuan mobil listrik China di Brasil.
  • Industri otomotif lokal terdesak dan pekerja cemas.
  • Produsen China mulai investasi produksi lokal untuk mengatasi tantangan.

Jakarta, IDN Times - Kapal pengangkut mobil terbesar di dunia bersandar di Pelabuhan Itajai, Brasil, akhir Mei 2025, membawa ribuan kendaraan listrik (EV) dari BYD, raksasa otomotif asal China. Pengiriman masif ini menandai ekspansi agresif China di pasar kendaraan Brasil.

Namun, kedatangan kapal ini tidak disambut dengan suka cita oleh semua pihak. Invasi kendaraan listrik murah dari China, terutama dari BYD, memicu kekhawatiran di kalangan pejabat industri otomotif dan serikat pekerja Brasil, yang menilai gelombang impor ini mengancam produksi lokal dan lapangan kerja.

1. Serbuan EV China dan strategi bebas bea

Pengiriman kapal BYD pada 30 Mei merupakan yang keempat sepanjang tahun ini, total membawa sekitar 22 ribu unit. Brasil menjadi target utama ekspansi BYD, yang kini mendominasi pasar global EV dan hibrida plug-in. Asosiasi otomotif Brasil, ANFAVEA, memperkirakan impor mobil China akan melonjak hampir 40 persen pada 2025, menembus 200 ribu unit, atau 8 persen dari total pendaftaran kendaraan ringan, dilansir US News.

BYD memanfaatkan kebijakan bebas bea Brasil, yang berlaku hingga Juli 2025—senilai hingga 226 juta dolar Amerika Serikat (AS) (Rp3,7 triliun) untuk EV dan 169 juta dolar AS (Rp2,7 triliun) untuk kendaraan hibrida plug-in.

“Kami telah mengguncang pasar otomotif Brasil hingga menimbulkan ketakutan bagi kompetitor kami,” ujar Alexandre Baldy, Wakil Presiden Senior Divisi Brasil BYD, dilansir Bloomberg.

Namun, serbuan impor ini menuai kritik keras. Presiden ANFAVEA, Igor Calvet, menilai strategi ekspansi China lebih mengedepankan pengapalan massal ketimbang investasi langsung. “Masuknya merek asing seharusnya memicu produksi lokal, bukan sekadar membanjiri pasar dengan impor,” tegasnya.

2. Industri lokal terdesak, pekerja cemas

Serikat pekerja Brasil khawatir investasi nyata dari produsen China belum tampak. Aroaldo da Silva, Presiden IndustriALL Brasil, menyebut belum ada kontrak dengan pemasok lokal meski pabrik BYD direncanakan beroperasi dalam 18 bulan.

“Apa nilai tambahnya jika semuanya berasal dari luar negeri?” ujarnya, dilansir Reuters.

Pemerintah Brasil menghadapi dilema antara mendukung kendaraan ramah lingkungan menjelang KTT iklim COP30 atau melindungi tenaga kerja domestik. Kementerian Pembangunan, Industri, dan Perdagangan Luar Negeri kini meninjau percepatan tarif impor EV dari 10 persen menjadi 35 persen, sesuai usulan ANFAVEA. Volkswagen, yang beroperasi di Brasil sejak 1950-an, juga merasakan tekanan besar.

“Masa bulan madu sudah berakhir,” kata Alexander Seitz, CEO Volkswagen Amerika Selatan, menyoroti perlambatan pertumbuhan EV yang hanya mencapai 7 persen dari total penjualan mobil pada Januari 2025.

3. Upaya produksi lokal mulai muncul

Beberapa produsen China mulai mengambil langkah investasi. Great Wall Motor (GWM), yang mengakuisisi pabrik lokal pada 2021, akan memulai produksi SUV Haval H6 pada Juli 2025. Perwakilan GWM, Bastos, menyebut perusahaan tengah menjalin kontrak dengan sekitar 100 pemasok domestik.

“Tahun ini, mobil impor akan berdampingan dengan produk lokal,” katanya, dilansir Reuters.

Namun, gelombang impor tetap menciptakan tantangan. Dilansir Bloomberg, lebih dari 70 ribu EV China menumpuk di pelabuhan Brasil akibat upaya menghindari tarif baru. Ini menunjukkan risiko dari strategi ekspor masif tanpa basis lokal yang kuat.

Kini, pemerintah Brasil berada di titik krusial. Di tengah tekanan industri dan ambisi hijau menjelang COP30, keputusan soal tarif dan regulasi akan sangat menentukan arah masa depan otomotif nasional. Sementara itu, konsumen menikmati harga kompetitif, namun dampaknya terhadap ekonomi lokal masih menjadi sorotan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us