Harga Emas Naik Lagi, Apa Penyebabnya?

- Harga emas naik menjadi Rp1,777 juta per gram pada Rabu (9/4/2025).
- Kebijakan tarif impor resiprokal AS-Indonesia memicu depresiasi rupiah dan kenaikan harga emas.
- Permintaan emas meningkat, transaksi di IndoGold naik 150 persen, disarankan untuk investasi jangka panjang.
Jakarta, IDN Times - Harga emas kembali melonjak meski sempat turun di awal pekan ini.
Pada Rabu (9/4/2025) kemarin, harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam naik Rp23 ribu menjadi Rp1,777 juta per gram. Adapun harga emas dunia naik 76,78 poin atau 2,58 persen ke level 3.057 dolar Amerika Serikat (AS) per troy ounce (toz) semalam.
Menurut Founder dan Chief Marketing Officer (CMO) IndoGold, Indra, salah satu penyebab naiknya harga emas ialah kebijakan tarif impor resiprokal yang ditetapkan Presiden AS, Donald Trump. Indonesia sendiri dikenakan tarif bea masuk atas barang yang masuk ke AS.
“Penerapan tarif impor resiprokal sebesar 32 persen oleh Amerika Serikat terhadap Indonesia merupakan respons kebijakan perdagangan yang agresif dari pemerintahan Trump,” kata Indra kepada IDN Times, dikutip Kamis (10/4/2025).
1. Arus modal asing yang keluar dari Indonesia makin deras

Kebijakan tarif resiprokal yang juga mengenai Indonesia memicu sentimen negatif para investor. Sehingga, arus modal asing yang keluar pun makin deras. Sentimen negatif itu menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan memicu kenaikan harga emas.
“Pasokan dolar ke dalam negeri menurun, memicu tekanan depresiasi nilai tukar rupiah hingga sempat mencapai Rp17.200 per dolar AS, menurut data Bloomberg per Senin, 7 April 2025,” tutur Indra.
2. Permintaan emas meningkat usai Lebaran

Jika dilihat di awal pekan ini, di mana harga emas turun, IndoGold mencatatkan permintaan emas meningkat. Nilai transaksi emas di platform IndoGold melonjak lebih dari 150 persen pada 7-8 April 2025.
“Untuk penjualan emas batangan di aplikasi IndoGold sendiri, perbandingan GMV (Gross Merchandise Value) dibanding kemarin, di hari ini GMV naik 159 persen,” ujar Indra.
3. Beli emas buat investasi jangka panjang meski harga sedang naik

Bagi masyarakat yang ingin memulai investasi emas, menurutnya membeli emas bisa dilakukan kapan saja, walaupun harganya naik. Dengan catatan, beli emas untuk investasi jangka panjang, misalnya 5 tahun.
“Kalau dia paling aman biasanya 5 tahun ke atas, 3 tahun medium. Tapi kalau sudah bicara 5 tahun ke atas, itu sudah tutup mata deh, sudah nggak usah pusing kalau itu,” ucap Indra.
Meski begitu, dia mengatakan, dana investasi tak harus dialokasikan ke emas sepenuhnya. Masyarakat bisa memilih instrumen investasi jangka pendek dan menengah, sebagai diversifikasi.
“Jadi kalau kita investasi jangka panjang 5 tahun nggak usah takut. Tapi kalau misalnya 3 tahun ya mungkin perlu consider juga. Namanya investasi kan kita enggak mesti 100 persen di emas,” kata Indra.