Heboh Isu Tas Branded Diproduksi di China, Hermès Buka Suara

- Hermès membantah tasnya diproduksi di China.
- Tas-tas bermerek dibuat di Prancis, bukan di China.
- Peringatan agar tidak mudah tertipu dengan barang palsu dan isu media sosial.
Jakarta, IDN Times - Media sosial, terutama TikTok heboh membicarakan sejumlah tas bermerek dengan harga fantastis diproduksi di China. Salah satunya adalah Hermès, dengan tas jenis Birkin yang dikenal dengan harga fantastis, dan tak mudah untuk didapat karena dibuat terbatas.
Isu itu heboh karena sejumlah influencer mengungkapkan biaya produksi tas Birkin hanya 1.400 dolar Amerika Serikat (AS), atau sekitar Rp23,6 juta, sementara harga jualnya bisa mencapai 34 ribu dolar AS atau lebih dari Rp500 juta.
Hermes pun buka suara atas isu tersebut.
1. Hermes bantah tasnya dibuat di China

Tas-tas bermerek yang harganya fantastis, seperti Hermès, Louis Vuitton, dan sebagainya menyatakan produksinya dilakukan di Prancis atau Italia. Dikarenakan isu ini, Hermès membantah tasnya dibuat di China. Hermès International SCA menyatakan tasnya dibuat di studio di Prancis.
“Tas Hermès dibuat secara eksklusif di studio kami di Prancis oleh pengrajin yang sangat terlatih. Kami tidak mengalihdayakan produksi barang-barang kulit kami ke China atau negara lain mana pun,” tulis Hermès dilansir VIBE, Kamis (17/4/2025).
2. Tas yang dibuat di China adalah barang palsu

Perusahaan menyatakan, tas-tas yang dihebohkan di media sosial kemungkinan adalah barang palsu yang dibuat dengan desain Hermès. “Klaim apa pun yang menyatakan sebaliknya secara kategoris salah dan mungkin merupakan hasil dari misinformasi tentang barang palsu,” tulis perusahaan.
Di sisi lain, pakar dunia mode, Cora Harrington juga mengingatkan pengguna media sosial untuk tak mudah tertipu terhadap isu tas bermerek Eropa dibuat di China.
“Hal yang perlu diperhatikan dari video yang mengatakan bahwa produk tiruan sama persis dengan produk yang lebih mahal adalah kebanyakan orang tidak tahu apa yang mereka cari, yang membuat mereka sangat mudah ditipu. Tas Hermes adalah contoh bagusnya,” tulis Harrington di X.
3. Tarif Trump jadi biang keroknya

Adapun isu tas Hermès dibuat di China dimulai dari kebijakan Presiden AS, Donald Trump yang mau mengenakan tarif terhadap barang impor dari China di atas 200 persen.
Para pegiat media sosial pun membeberkan bahwa China memproduksi sebagian besar produk bermerek yang dikonsumsi masif oleh warga AS. Seperti Hermès, Nike, Lululemon dan sebagainya. Jika tarif Trump berlaku, maka konsumen merek-merek tersebut bakal terdampak.