4 Alasan Menteri ESDM Soal Harga BBM yang Belum Juga Turun  

Harga minyak dunia masih tercatat rendah meski ada kenaikan

Jakarta, IDN Times - Pemerintah belum menurunkan harga BBM di tengah harga minyak dunia yang anjlok. Kementerian ESDM dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI menjelaskan ada beberapa faktor yang membuat pemerintah belum menurunkan harga BBM.

Setidaknya ada empat alasan kenapa pemerintah belum juga menurunkan harga BBM. Apa saja?

1. Pemerintah sudah menurunkan harga BBM pada di awal tahun

4 Alasan Menteri ESDM Soal Harga BBM yang Belum Juga Turun  Ilustrasi SPBU. IDN Times/Dwi Agustiar

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pemerintah sudah menurunkan harga BBM pada 5 Januari lalu. Penurunan harga BBM ini adalah sebelum terjadinya pandemik virus corona dan perang harga minyak dunia.

"Sebagai catatan, sebelum diturunkan ini harga BBM kita tercatat paling murah di region ASEAN," kata Arifin dalam rapat virtual, Senin (4/5).

Selain itu, Arifin menyebut pemerintah telah menurunkan harga BBM pada Februari lalu. "Itu karena ada indikasi penurunan crude," katanya.

Berdasarkan laporan Kementerian ESDM, harga Jenis BBM Umum (JBU) telah mengalami penurunan dengan tingkat penurunan di bulan Januari pada kisaran Rp300 per liter – Rp1.750 per liter. Sementara bulan Februari pada kisaran Rp50 per liter – Rp300
per liter.

2. Volume penjualan BBM turun

4 Alasan Menteri ESDM Soal Harga BBM yang Belum Juga Turun  IDN Times/Holy Kartika

Kedua, Arifin mengatakan volume penjualan BBM di Indonesia turun secara signifikan dibandingkan kondisi sebelum pandemi COVID-19 dari Januari hingga Februari. Pada bulan April penurunan tercatat sekitar 26,4 persen.

3. Belum stabilnya harga minyak dunia

4 Alasan Menteri ESDM Soal Harga BBM yang Belum Juga Turun  Ilustrasi Minyak dan OPEC (IDN Times/Arief Rahmat)

Ketiga, Arifin menyebut harga minyak dunia masih belum stabil. Terlebih dengan kesepakatan negara produsen minyak mentah atau OPEC+ yang memangkas produksi minyak hingga 9,7 juta barel per hari pada Mei-Juni 2020 dan pemotongan sebesar 7,7 juta barel per hari pada Juli-Desember 2020.

"Januari 2021 sampai April 2022 akan dipotong lagi 6 juta barel, mereka serius harga minyak. Sampai saat ini kami memonitor kesepakatam 9,7 barel mulai Mei hingga Juni ini," ujarnya.

Hingga Jumat lalu, dilansir dari Oil Price, harga minyak yang menjadi patokan global, minyak mentah berjangka Brent naik menjadi US$26,44 per barel.

Sementara harga minyak untuk West Texas Intermediate (WTI) kini berada pada level US$19,69 per barel atau mengalami kenaikan hingga 4,51 persen. Untuk Mars naik 4,15 persen atau US$23,58 per barel.

Padahal dalam seminggu lalu, harga minyak sempat anjlok.

3. Pengaruh kurs rupiah

4 Alasan Menteri ESDM Soal Harga BBM yang Belum Juga Turun  IDN Times/Mela Hapsari

Faktor ketiga adalah kurs rupiah terhadap dolar. Dalam Kepmen ESDM No 62K/MEM/2020 tertanggal 28 Februari 2020, Arifin membuat harga BBM Indonesia dihitung mengacu pada MOPS (Mean Of Platts Singapore).

"Selanjutnya terkait kurs Rp15.000-an masih tinggi soal MOPS-nya diesel, gasoil masih bisa lebih tinggi daripada ICP. Sedangkan gasoil berada dibawah ICP. Nah kalau kita kaitkan, bagaimana penurunan dari indeks harga minyak lebih dari separuh," katanya.

Topik:

  • Sunariyah
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya