Ada 4 Pekerjaan Rumah yang Membayangi Indonesia di Usia 76 Tahun

Jika Indonesia gagal menyelesaikannya, dampaknya buruk!

Jakarta, IDN Times - Indonesia masih menyisakan empat pekerjaan rumah besar di usianya yang ke-76. Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan jika PR ini tidak segera diselesaikan, bisa berdampak buruk bagi masa depan Indonesia.

Pertama, dia menyebut pertama adalah permasalahan fiskal. Menurutnya, ada tiga sumber masalah dari fiskal ini yakni belanja pegawai, belanja barang, dan belanja pembayaran yang kian meningkat sejak 2014-2021. Ketiga belanja tersebut menyebabkan ruang fiskal terbatas dan kemampuan negara untuk memberikan stimulus lebih besar menjadi terhambat.

Mengutip data Kementerian Keuangan, belanja pegawai naik 73 persen sejak 2014, sementara belanja barang naik 105 persen dan belanja pembayaran utang naik 180 persen.

"Efeknya adalah setiap tahun terjadi kenaikan yang signifikan terhadap pembiayaan utang pemerintah. Maka gue perkirakan di HUT RI ke-80 total utang pemerintah akan meningakat jadi Rp10.500 triliun," kata Bhima kepada IDN Times, Selasa (17/8/2021).

"Kalau digunakan untuk hal produktif tidak masalah. Tapi kalau utang untuk yang sifatnya birokrasi kemudian konsumtif ini jadi salah satu catatan," imbuhnya.

Selain permasalahan fiskal, Bhima juga mencatat tiga PR besar lainnya, apa saja?

Baca Juga: 76 Tahun RI Merdeka, Jumlah Orang Miskin Malah Bertambah 1,12 Juta

1. Jumlah kemiskinan yang kembali meningkat

Ada 4 Pekerjaan Rumah yang Membayangi Indonesia di Usia 76 TahunIlustrasi Kemiskinan. (IDN Times/Arief Rahmat)

PR besar Indonesia lainnya adalah kemiskinan kembali meningkat. Bhima mengatakan penambahan jumlah penduduk miskin tadinya cukup bagus. Di zaman Presiden Joko 'Jokowi' Widodo kemiskinan berhasil ditekan ke single digit di bawah 10 persen, namun sekarang naik lagi.

Jumlah penambahan orang miskin mencapai 1,5 juta orang di 2021 yang disebabkan faktor struktural dan faktor temporer yakni pandemik COVID-19.

"Faktor struktural PR kita masih soal kualitas. Kualitas pendidikan meski sudah 20 persen APBN dialokasin untuk pendidikan tapi kualitas masih belum merata khususnya di luar Pulau Jawa," kata Bhima.

2. Gizi dan kesempatan kerja

Ada 4 Pekerjaan Rumah yang Membayangi Indonesia di Usia 76 TahunIlustrasi kerja redaksi di saat physical distancing (IDN Times/Uni Lubis)

Bhima mengatakan Indonesia juga masih punya PR untuk gizi dan kesempatan kerja. Saat ini Indonesia berada di momentum bonus demografi di mana banyak anak muda taoi kesempatan kerja makin menyempit. Hal ini terjadi karena tiap tahun ada 2 juta angkatan kerja baru atau yang lulus perguruan tinggi yang masuk pasar kerja, namun mereka harus bersaing.

"Bahkan sekarang persaingannya gak cuma global karena ada teknologi tapi juga persaingan karena yang di PHK dan dirumahkan jadi prioritas utama, ini jadi tantangan," kata Bhima.

Baca Juga: 76 Tahun RI Merdeka, Angka Pengangguran Masih Tinggi  

3. Masalah ketimpangan sosial

Ada 4 Pekerjaan Rumah yang Membayangi Indonesia di Usia 76 TahunIlustrasi Kaya Raya. (IDN Times/Aditya Pratama)

Bhima mengkritik ketimpangan sosial yang terjadi selama pandemik di mana Rasio Gini mengalami kenaikan di mana orang-orang kaya dan orang miskin semakin bertambah. Orang kaya, kata Bhima bertambah 65 ribu orang selama 2020.
"Gap ketimpagan ini karena reformasi strukturalnya gagal. Kenapa gagal? Karena digitalisasi masih banyak dirasakan kalangan menengah atas," katanya.

Ketimpangan ini terjadi karena pemanfaatan digitalisasi di mana sektor jasa yang membesar dinikmati kalngan mengengah atas. Sementara lapangan kerja di industri manufaktur menurun, salah satunya karena tidak terintegarsi dengan ledakan digital.

"Makanya sebagian besar barang-barang yang dijual itu impor. Dan itu melemahkan struktur ekonomi dan memperburuk ketimpangan, khususnya dalam 5-10 tahun terakhir," ujar Bhima.

Baca Juga: 76 Tahun Merdeka, Indonesia Harus Hadapi Jeratan Utang Ribuan Triliun

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya