Impor Pakaian Jelang Lebaran Naik, Mayoritas dari China dan Vietnam

- Nilai impor pakaian dan aksesorinya meningkat menjelang Lebaran 2024
- Impor pakaian dari China, Vietnam, dan Bangladesh mendominasi
Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor pakaian dan aksesorinya meningkat menjelang hari raya Lebaran pada April 2024 lalu. Ini sejalan dengan meningkatnya permintaan komoditas tersebut.
"Nilai impor komoditas mengalami peningkatan pada bulan-bulan jelang hari raya Lebaran dan pola tersebut terlihat di tahun ini dan tahun lalu,” kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Rabu (19/6/2024).
1. Nilai impor pakaian dan aksesori dari Januari-April

Habibullah menjelaskan, nilai impor pakaian dan aksesori, rajutan atau kaitan (HS 61) pada Januari 2024 tercatat sebesar 12,26 juta dolar AS. Angka itu naik menjadi 20,87 juta dolar AS pada Februari 2024, dan kembali bertambah pada Maret 2024 menjadi 23,98 juta dolar AS.
Kemudian memasuki Lebaran, BPS mencatat nilai impor pakaian dan aksesori tercatat mulai melandai dengan nilai impor sebesar 22,86 juta dolar AS.
2. Nilai impor pakaian dan aksesori tidak rajutan

Di sisi lain, Habibullah menjelaskan, nilai impor pakaian dan aksesori tidak rajutan atau kaitan (HS 62) mencapai 14,74 juta dolar AS pada Januari 2024. Kemudian angkanya naik menjadi 22,42 juta dolar AS pada Februari 2024, dan meningkat lagi menjadi 24,91 juta dolar AS pada Maret 2024.
“Nilai impor untuk komoditas ini menurun memasuki Lebaran, yang tercatat sebesar 19,38 juta dolar AS,” ucapnya.
3. Negara ini banyak impor pakaian ke Indonesia

Secara kumulatif, Indonesia banyak melakukan impor pakaian dari China, Bangladesh, dan Vietnam.
Untuk impor pakaian dan aksesori, rajutan atau kaitan (HS 61) berasal dari China dengan persentase sebesar 38,76 persen, diikuti Vietnam 13,99 persen, Bangladesh 10,36 persen, dan Turki 5,02 persen.
“Impor pakaian dan aksesori tidak rajutan atau kaitan (HS 62) mayoritas dari China sebesar 30,28 persen, diikuti Bangladesh 11 persen, Vietnam 8,91 persen, dan Hong Kong 8,57 persen,” tuturnya.





.jpg)













