Indonesia Gali Peluang Garap Kendaraan Listrik dengan Prancis

Jakarta, IDN Times - Indonesia membidik kerja sama pengembangan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dengan Prancis. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pihaknya mengagendakan pertemuan dengan perusahaan otomotif negara tersebut.
"Kami juga akan bertemu dengan perusahaan otomotif asal Perancis untuk bekerja sama dalam mengembangkan industri electric vehicle,” kata Agus dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Jumat (6/10/2023).
1. I-EU CEPA jadi salah satu isu utama Indonesia dan Prancis

Agus menjelaskan, salah satu isu utama antara Indonesia dan Prancis meliputi kerja sama dalam bentuk Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).
“Terkait I-EU CEPA, kami sampaikan pentingnya kolaborasi untuk mempercepat penyelesaian perundingan yang sedang berlangsung, agar kedua pihak dapat segera memperoleh manfaat dari perjanjian tersebut,” tuturnya.
Sejak 2016, kata dia, negosiasi kesepatan I-EU CEPA telah berjalan sebanyak 15 putaran. Oleh karena itu, Agus ingin mengetahui pendapat pemerintah Prancis tentang poin-poin penting perjanjian tersebut, termasuk penyelesaian masalah-masalah yang tertunda.
2. Ajak Prancis berkontribusi di bursa karbon Indonesia

Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah meluncurkan skema perdagangan kredit karbon pertama di Indonesia, sebagai bagian dari upaya mencapai nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) di 2060.
Pertukaran karbon tersebut memiliki potensi hingga 200 miliar dolar AS. Dijelaskan bahwa izin untuk 1 ton CO2 saat ini dijual dengan harga sekitar 4,50 dolar AS di Indonesia, sementara di Uni Eropa sekitar 92 dolar AS.
Skema tersebut, kata Agus dirancang untuk menjadi peluang ekonomi baru yang berkelanjutan. Hal itu juga sesuai dengan arah gerak dunia menuju ekonomi ramah lingkungan.
“Sekali lagi, saya berharap Prancis dapat menjadi bagian dari perubahan kami menuju masa depan yang lebih berkelanjutan,” kata Agus.
3. Indonesia pastikan terus menekan laju deforestasi

Dalam lawatannya ke Prancis, Agus juga membahas isu deforestasi. Dia mengatakan sebagai mitra, Indonesia menghendaki praktik-praktik berkelanjutan yang sudah ada dalam rantai pasok pertanian di negara-negara produsen komoditas untuk dapat diakui. Hal ini terkait dengan komoditas ekspor Indonesia yang dikirim ke Uni Eropa.
Agus menambahkan, dalam dalam 2 tahun terakhir, laju deforestasi di Indonesia mencapai titik terendah dalam sejarah. Hal itu berkat berbagai kebijakan yang diterapkan pemerintah.
"Angka tersebut pada tahun lalu turun sebesar 75 persen ke level terendah sejak pemantauan dimulai pada tahun 1990. Karenanya, Indonesia ingin terus bekerja sama dengan Prancis untuk memastikan upaya ini tetap efektif dan memberikan hasil yang bermanfaat," tambahnya.