Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Indonesia Kena Tarif Trump, Prabowo: Kita Tidak akan Pernah Berlutut

Presiden Prabowo Subianto (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Presiden Prabowo Subianto (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Intinya sih...
  • Prabowo menegaskan Indonesia tidak akan mengemis ke negara manapun, tetap berdaulat meski terkena tarif impor baru dari AS.
  • Indonesia akan menggunakan kekuatan ekonominya sendiri, optimistis dan tidak akan berlutut kepada negara manapun.

Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto menegaskan, Indonesia tetap menjadi negara yang berdaulat meski terkena tarif impor baru yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Menurut dia, Indonesia tidak akan pernah berlutut dan mengemis ke negara manapun.

Mulanya, Prabowo mengatakan, Indonesia akan menggunakan kekuatan ekonominya sendiri.

"Kita akan gerakan ekonomi dengan kekuatan kita sendiri, kita tidak akan memaki-maki negara lain, kita dihantam tarif berapapun, kita akan berunding dan negosiasi, kita hormati," ujar Prabowo dalam peluncuran program Gerakan Indonesia Menanam (Gerina), di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan, Rabu (23/4/2025).

1. Prabowo percaya pada kekuatan sendiri

Presiden Prabowo di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan saat meluncurkan gerakan Indonesia Menanam (Gerina) (Youtube.com/Sekretariat Presiden)
Presiden Prabowo di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan saat meluncurkan gerakan Indonesia Menanam (Gerina) (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Prabowo optimistis terhadap kekuatan diri sendiri. Oleh karena itu, Prabowo menegaskan, Indonesia tidak akan pernah berlutut ke negara manapun.

"Sekalipun kalau mereka tidak akan pernah membuka pasar mereka kepada kita, kita akan survive, kita akan tambah kuat, kita tidak akan berlutut, kita tidak akan pernah mengemis, kita tidak akan pernah minta-minta kasihan orang lain, tidak perlu dikasihani, bangsa Indonesia tidak perlu dikasihani," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo juga menegaskan, Indonesia akan swasembada pangan sehingga Indonesia bisa semakin berdaulat.

"Kita akan jadi lumbung pangan dunia," ucap dia.

2. Indonesia-AS sepakat selesaikan negosiasi tarif balasan dalam 60 hari

Pertemuan Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Mendag AS Howard Lutnick (Dok Kemenko Perekonomian)
Pertemuan Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Mendag AS Howard Lutnick (Dok Kemenko Perekonomian)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan, Indonesia dan Amerika Serikat telah sepakat menyelesaikan negosiasi terkait penerapan tarif balasan (resiprokal) dalam waktu dua bulan ke depan.

Dalam perundingan tersebut, Indonesia menawarkan sejumlah solusi agar hubungan perdagangan kedua negara tetap berimbang dan tidak memberatkan salah satu pihak.

“Indonesia dan Amerika Serikat bersepakat untuk menyelesaikan perundingan ini dalam waktu 60 hari. Kerangka acuannya telah disepakati, termasuk ruang lingkupnya yang meliputi kemitraan perdagangan dan investasi, kerja sama dalam pengelolaan mineral penting, serta penguatan keandalan koridor rantai pasok yang memiliki resiliensi tinggi,” ujar Airlangga dalam konferensi pers virtual, Jumat (18/4/2025).

2. Delegasi Indonesia sudah mulai negosiasi

Konferensi pers sosialisasi dampak penerapan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (7/4/2025). (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Konferensi pers sosialisasi dampak penerapan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (7/4/2025). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Saat ini, Indonesia telah mengirimkan delegasi untuk melakukan negosiasi langsung dengan Pemerintah AS. Airlangga mengatakan, hasil dari negosiasi tersebut diharapkan dapat ditindaklanjuti dalam bentuk format perjanjian resmi yang akan disepakati oleh kedua negara.

"Hasil-hasil pertemuan tersebut akan dilanjutkan dengan berbagai putaran, bisa satu, dua, atau tiga kali. Kami berharap dalam 60 hari ke depan, kerangka tersebut dapat ditindaklanjuti menjadi format perjanjian yang disetujui oleh Indonesia dan Amerika Serikat," ucap Airlangga.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us