Indonesia-Rusia Sepakati 6 Poin Kerja Sama Kembangkan Sektor Maritim

- Enam butir kerja sama RI-Rusia di sektor maritim
- Peningkatan kapasitas dan kapabilitas angkutan laut dengan alih teknologi
- Kerja sama ilmiah dan teknis di bidang maritim
- Pengembangan infrastruktur pelabuhan yang berkelanjutan
- Alasan kerja sama dengan Rusia di sektor maritim
- Indonesia dan Rusia sama-sama memiliki kekuatan maritim yang mumpuni
- Rusia telah mengaplikasikan berbagai teknologi terkait dengan maritim
- Rusia memiliki industri perkapalan yang maju untuk militer, sipil, riset, dan mis
Jakarta, IDN Times - Indonesia dan Rusia menyepakati enam butir kerja sama di sektor maritim. Kesepakatan atas kerja sama itu meliputi alih teknologi untuk peningkatan angkutan laut hingga pengembangan infrastruktur pelabuhan yang berkelanjutan.
Menteri Koordinator bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono mengemukakan, Indonesia sejatinya terbuka dalam hal kerja sama di sektor maritim kepada semua negara, termasuk Rusia.
"Kami mengundang kerja sama, partnership yang terbuka untuk semua, termasuk khususnya Rusia yang hari ini menunjukkan keseriusan untuk sama-sama bekerja sama dan memberikan dukungan-dukungan, termasuk di bidang pengembangan sumber daya manusia," tutur pria yang karib disapa AHY tersebut di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (6/11/2025).
Adapun kesepakatan kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan MoU antara AHY dan Ketua Dewan Maritim Rusia, Nikolai Patrushev.
1. Enam butir kerja sama RI-Rusia di sektor maritim

Kemudian enam yang jadi poin-poin kesepakatan antara RI dan Rusia adalah peningkatan kapasitas dan kapabilitas angkutan laut dengan alih teknologi, kerja sama ilmiah dan teknis di bidang maritim, dan pengembangan infrastruktur pelabuhan yang berkelanjutan.
Selain itu, ada juga kerja sama industri galangan kapal, pendidikan dan pelatihan sektor maritim, hingga pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.
"Mudah-mudahan ini bisa kami kawal dengan melalui joint working teams, kelompok-kelompok kerja yang secara spesifik nanti bisa membahasnya," ujar AHY.
2. Alasan kerja sama dengan Rusia di sektor maritim

AHY kemudian mengungkapkan alasan mengapa RI dan Rusia menjalin kerja sama peningkatan sektor maritim. Menurut dia, Indonesia dan Rusia sama-sama menyandang status terbesar dengan poros kekuatan maritim yang juga mumpuni.
"Indonesia adalah negara kepulauan terbesar, dan Rusia negara terbesar di dunia dari sisi geografi atau land mass-nya, area daratannya, tapi juga memiliki kekuatan maritim yang luar biasa," kata dia.
AHY menambahkan, sektor maritim adalah salah satu kekuatan dan keunggulan Rusia yang sudah ada sejak dulu sampai saat ini, dan telah mengaplikasikan berbagai teknologi dan inovasi terkait dengan maritim.
"Industri perkapalan yang begitu maju, termasuk untuk militer dan kepentingan sipil, termasuk untuk riset dan berbagai misi kemanusiaan, baik yang service maupun yang submarine, underwater," ujarnya.
3. Target peningkatan kontribusi sektor maritim

Oleh sebab itu, AHY pun menargetkan kontribusi sektor martim terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia bisa terus meningkat.
Pada 2029, AHY ingin agar kontribusi sektor maritim terhadap PDB mencapai 9,1 persen. Target tersebut lebih tinggi jika dibandingkan pada 2025 yang hanya 8,1 persen.
Untuk itu, diperlukan beberapa upaya serius seperti kerja sama yang dilakukan RI dengan Rusia pada hari ini.
"Semangatnya adalah kalau kita punya semakin banyak sumber daya manusia, khususnya para spesialis, para pakar, ahli, di tingkat teknis maupun tentunya di tingkat yang lebih strategis lagi, maka kita bisa memperkuat industri dan juga kapasitas kita sebagai negara maritim," tutur AHY.


















