Inflasi Tembus 0,17 Persen, Emas Perhiasan jadi Biang Keroknya

- Rincian inflasi November: Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mendominasi inflasi, dengan emas perhiasan sebagai biang keroknya.
- Emas perhiasan dominan dorong inflasi: Komponen inti mengalami inflasi 0,17 persen, dengan emas perhiasan memberikan andil inflasi terbesar.
- Sebanyak 28 provinsi alami inflasi: Sebaran inflasi bulanan menunjukkan 28 provinsi mengalami inflasi dan 10 provinsi mengalami deflasi.
Jakarta, IDN Times – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indonesia mencatat inflasi sebesar 0,17 persen secara month to month (mtm) pada November 2025. Sementara itu, inflasi secara tahunan mencapai 2,72 persen (year on year/yoy), dan secara tahun kalender (year to date/ytd) terjadi inflasi sebesar 2,27 persen.
“Pada November 2025 terjadi inflasi sebesar 0,17 persen secara bulanan, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 109,04 pada Oktober 2025 menjadi 109,22 pada November 2025,” ucap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers, Senin (1/12/2025).
1. Rincian inflasi November

Ia menjelaskan, kelompok pengeluaran yang dominan mendorong inflasi adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 1,21 persen dan andil inflasi 0,09 persen.
"Komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebesar 0,08 persen," tuturnya.
Adapun komoditas lain yang turut memberikan andil inflasi ialah tarif angkutan udara sebesar 0,04 persen; bawang merah sebesar 0,03 persen; ikan segar sebesar 0,02 persen; serta wortel sebesar 0,02 persen.
Sementara itu, sejumlah komoditas masih memberikan andil deflasi pada November 2025. Di antaranya daging ayam ras dengan andil deflasi 0,03 persen; beras dan cabai merah masing-masing dengan andil deflasi 0,02 persen; serta telur ayam ras dan kentang yang masing-masing memberikan andil deflasi 0,01 persen.
“Inflasi November 2025 yang sebesar 0,17 persen utamanya didorong oleh inflasi komponen inti," tegasnya.
2. Emas perhiasan dominan dorong inflasi

Komponen inti mengalami inflasi 0,17 persen dan memberikan andil inflasi terbesar, yakni 0,11 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen inti adalah emas perhiasan.
Komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi 0,24 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,05 persen. Komoditas yang memberikan andil inflasi pada komponen ini adalah tarif angkutan udara.
Sementara itu, komponen harga bergejolak mencatat inflasi sebesar 0,02 persen dengan andil inflasi 0,01 persen.
“Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen ini adalah wortel, bawang merah, jeruk, sawi hijau, ketimun, dan kacang hijau,” tegasnya.
3. Sebanyak 28 provinsi alami inflasi

Sebaran inflasi bulanan menurut wilayah menunjukkan sebanyak 28 provinsi mengalami inflasi dan 10 provinsi mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Papua sebesar 1,69 persen, sementara deflasi terdalam terjadi di Aceh sebesar 0,67 persen.



















