Ini Daftar Kota yang Siap Gunakan Kereta Otonom Selain IKN

- Pemerintah daerah tertarik menggunakan kereta otonom di wilayahnya, termasuk di luar Ibu Kota Nusantara (IKN).
- Kereta otonom lebih efisien, efektif, dan bisa digunakan di kabupaten kota. Tidak membebani APBD pemda.
Jakarta, IDN Times - Sejumlah pemerintah daerah (pemda) telah menunjukkan minatnya untuk menggunakan kereta otonom di wilayahnya. Sampai saat ini, kereta otonom baru ada dan bakal digunakan secara masif di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Meski begitu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Risal Wasal, mengatakan, pihaknya masih mendiskusikan dan melakukan pengujian terkait kelayakan penggunaan kereta otonom di wilayah lain di Indonesia.
"Ada di Semarang sudah minta, Bali sudah minta, Surabaya sudah ada, Bogor sudah ada. Sudah banyak daerah yang minta untuk melakukan kereta otonom," kata Risal, dikutip Rabu (2/10/2024).
1. Kereta otonom efisien dan efektif

Niat pemerintah untuk mengoperasikan kereta otonom di wilayah lain di Indonesia di luar IKN lantaran punya banyak keuntungan dibandingkan transportasi massal lainnya.
"Kami melakukan kajian, kereta otonom itu lebih efisien, efektif, dan bisa digunakan di kabupaten kota. Kereta otonom itu juga customize, bisa kita pesan juga ukurannya," ujar Risal.
2. Pemda tidak perlu membayar lebih untuk infrastruktur

Selain efisien dan efektif, kereta otonom juga tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) milik pemda.
"Pemerintah daerah lebih mampu melakukan pembayaran ini. Kenapa? Mereka tidak perlu lagi membayar infrastruktur karena infrastruktur ini adalah jalan yang sudah dilengkapi dengan markah. Kita hanya menambah markahnya saja, menambah sistem charging untuk operasi kereta otonom tadi," tutur Risal.
3. Jokowi mau kereta otonom ada di banyak kota

Sebelumnya, Presiden Joko "Jokowi" Widodo ingin agar pengggunaan trem otonom atau Autonomous Rail Transit (ART) bisa digunakan di kota-kota lain di Indonesia. Hal itu disampaikan Jokowi setelah menjajal trem otonom di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Selasa (13/8/2024).
"Kota-kota lain di Indonesia saya kira semuanya membutuhkan transportasi massal yang berbasis energi hijau. Seperti contohnya Surabaya, Makassar, Medan, Bandung saya kira sudah memerlukan transportasi massal seperti ini," ujar Jokowi.
Jokowi mengungkapkan, biaya yang murah sebagai salah satu keunggulan dari penggunaan trem otonom. Hal itu lantaran pengoperasian trem otonom tidak berbasis rel dan cukup menggunakan jalan yang sudah ada, sehingga tidak membutuhkan pembangunan infrastruktur.
“Trem otonom kira-kira harganya Rp70-an miliar satu unit rangkaian. Kalau kita mau membangun MRT itu per kilometernya Rp2,3 triliun, kalau kita mau membangun LRT itu kurang lebih Rp700 miliar per kilometer (km). Bedanya di situ,” kata Jokowi.
"Problemnya sekarang ini memang hampir di semua kota jalannya kurang lebar, sehingga tidak semua kota bisa memakai ART," sambung dia.