Ini Proyek Tol Pertama Era Prabowo, Bogor-Serpong via Parung

- Proyek tol Bogor-Serpong via Parung dimulai di era pemerintahan Prabowo Subianto
- Ruas tol ini strategis bagi ekonomi dan investasi, terintegrasi dengan jaringan JORR III, dan memiliki nilai investasi mencapai Rp12,351 triliun
- Kehadiran tol ini diharapkan dapat memperlancar mobilitas, mengurangi beban jalan arteri, dan menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jabodetabek
Jakarta, IDN Times - Proyek Jalan Tol Bogor–Serpong via Parung resmi dimulai. Proyek tersebut menjadi jalan tol pertama yang dimulai di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Dimulainya proyek tersebut ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), Perjanjian Penjaminan, dan Perjanjian Regres oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU), PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS), dan PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII) pada Jumat (3/10/2025).
Proyek tersebut dianggap menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat konektivitas antarkawasan sekaligus membuka peluang investasi dan pertumbuhan ekonomi baru yang sejalan dengan Asta Cita Presiden.
“Yang patut kita syukuri, seluruh biaya pembangunannya ditanggung oleh badan usaha, tanpa membebani APBN. Hal ini menandakan bahwa keyakinan investor terhadap arah kebijakan pemerintah semakin menguat,” kata Dody dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (4/10).
1. Strategis bagi ekonomi dan investasi

Dody menekankan pembangunan jalan tol tidak hanya penting untuk infrastruktur fisik, tetapi juga berperan dalam penguatan fondasi ekonomi nasional. Ruas tol Bogor–Serpong via Parung diharapkan akan memperkuat arus masuk Foreign Direct Investment (FDI).
“Kehadiran FDI bukan hanya menambah modal, melainkan juga membawa teknologi baru, tata kelola modern, dan meneguhkan kepercayaan global terhadap masa depan Indonesia,” ujarnya.
2. Terintegrasi dengan jaringan JORR III

Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung dirancang sebagai bagian dari jaringan Jakarta Outer Ring Road (JORR) III. Jalan bebas hambatan tersebut akan terhubung dengan sejumlah ruas strategis. Ruas strategis yang dimaksud termasuk Jalan Tol Serpong–Balaraja (Sebaraja), Bogor Outer Ring Road (BORR), Depok–Antasari (Desari), serta Sentul Selatan–Karawang Barat.
Ruas tol tersebut memiliki panjang total 32,03 kilometer (km) dengan 27,83 km berada di Jawa Barat dan 4,2 km di Banten. Nilai investasi proyek ditaksir mencapai Rp12,351 triliun dengan masa konsesi selama 40 tahun.
Berdasarkan kajian, tingkat pengembalian investasi (Financial Internal Rate of Return/FIRR) diperkirakan 12,16 persen, menunjukkan daya tarik proyek sebagai instrumen investasi jangka panjang.
Pengusahaan tol dilakukan oleh PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS) dengan kepemilikan saham PT Persada Utama Infra 52 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk 26 persen, PT Adhi Karya (Persero) Tbk 12 persen, dan PT Hutama Karya Infrastruktur 10 persen.
3. Dampak konektivitas bagi Jabodetabek

Kehadiran Tol Bogor–Serpong via Parung diharapkan dapat memperlancar mobilitas, mengurangi beban jalan arteri, dan memperpendek waktu tempuh. Selain itu, proyek ini diyakini bisa menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jabodetabek.
Pembangunan jalan tol juga menjadi dinamo pertumbuhan wilayah. Proyek itu membuka ruang padat karya, memberdayakan masyarakat sekitar, serta menciptakan lapangan kerja baru yang berdampak positif pada penurunan tingkat kemiskinan di daerah yang dilalui.
Secara makro, jalan tol juga berfungsi sebagai instrumen untuk menurunkan Rasio Incremental Capital-Output (ICOR). Dengan distribusi barang dan jasa yang lebih lancar, efisiensi investasi meningkat sehingga manfaat pembangunan lebih terasa bagi masyarakat.
Dody menjelaskan kehadiran Tol Bogor–Serpong menjadi bagian dari strategi besar menuju pertumbuhan ekonomi 8 persen yang inklusif dan berkelanjutan.
“Konektivitas yang dihadirkan turut memperkuat fondasi ekonomi nasional. Jalan Tol Bogor–Serpong via Parung, misalnya, akan mempercepat distribusi pangan, memudahkan akses air bersih, mendukung pasokan energi, menurunkan biaya logistik, hingga mempercepat arus barang antarkawasan,” tuturnya.