Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pendapatan Seret, Pengusaha Tol Kesulitan Penuhi Standar Layanan

Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC). (dok. Pelindo)
Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC). (dok. Pelindo)
Intinya sih...
  • Pendapatan tol tak tercapai
  • Tol dengan realisasi lalu lintas di bawah 50 persen
  • Kenaikan tarif ditunda karena persoalan SPM
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyebut masih ada beberapa badan usaha jalan tol (BUJT) yang realisasi volume lalu lintas atau trafiknya jauh lebih rendah dibanding asumsi dalam perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT).

Hal itu disampaikan Menteri PU Dody Hanggodo dalam rapat panja dalam pengawasan SPM jalan tol dengan Komisi V DPR RI, Rabu (24/9/2025).

"Ada beberapa badan usaha jalan tol yang realisasi volume lalu lintas atau trafiknya jauh lebih rendah daripada yang kami asumsikan dalam perjanjian pengusahaan jalan tol," katanya.

1. Pendapatan tol tak tercapai

Beberapa kendaraan melintas di Jalan Tol Manado Bitung/Dok. PT Jasamarga Manado Bitung
Beberapa kendaraan melintas di Jalan Tol Manado Bitung/Dok. PT Jasamarga Manado Bitung

Rendahnya trafik di beberapa ruas tol membuat pendapatan BUJT tidak sesuai target. Akibatnya, badan usaha kesulitan membiayai pemeliharaan, sehingga pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) sulit terpenuhi.

"Pendapatan tol tidak tercapai dan BUJT mengalami kesulitan membiayai pemeliharaannya sehingga pemenuhan SPM pun tidak bisa optimal," tambahnya.

2. Tol dengan realisasi lalu lintas di bawah 50 persen

Jalan Tol Dalam Kota
Situasi di Tol Dalam Kota sekitar Jalan Gatot Subroto arah Cawang, Jakarta Timur, terlihat lengang, Senin siang (1/9/2025). (IDN Times/Rochmanudin)

Terdapat sejumlah ruas jalan tol dengan realisasi trafik di bawah 50 persen dari asumsi PPJT. Beberapa ruas tersebut antara lain:

  • Manado – Bitung (PT Jasamarga Manado Bitung)
  • Krian – Legundi – Bunder Manyar (PT Waskita Bumi Wira)
  • Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa (PT Jasamarga Bali Tol)
  • Cibitung – Cilincing (PT Cibitung Tanjung Priok Port)
  • Sigli – Banda Aceh (PT Hutama Karya Persero)
  • Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu (PT Hutama Karya Persero)
  • Simpang Indralaya – Muara Enim (PT Hutama Karya Persero)
  • Palembang – Indralaya (PT Hutama Karya Persero)
  • Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Pematang Siantar – Parapat (PT Hutama Marga Waskita)
  • 6 Tol Dalam Kota (PT Jakarta Toll Road Development)
  • Serang – Panimbang (PT Wijaya Karya Serang Panimbang)
  • Semarang – Demak (PT PP Semarang Demak)
  • Yogyakarta – Solo – NYIA Kulonprogo (PT Jasamarga Jogja Solo)
  • Kanci – Pejagan (PT Semesta Marga Raya)
  • Pejagan – Pemalang (PT Pejagan Pemalang Toll Road)
  • Pemalang – Batang (PT Pemalang Batang Toll Road)
  • Mojokerto – Kertosono (PT Marga Harjaya Infrastruktur)
  • Gempol – Pasuruan (PT Jasamarga Gempol Pasuruan)
  • SS Waru – Bandara Juanda (PT Citra Margatama Surabaya)
  • Serpong – Cinere (PT Cinere Serpong Jaya)
  • Kayu Agung – Palembang (PT Waskita Sriwijaya Tol)

3. Kenaikan tarif ditunda karena persoalan SPM

ilustrasi Tol Jakarta-Solo (freepik.com/evening_tao)
ilustrasi Tol (freepik.com/evening_tao)

Dody mengungkapkan, dari 75 ruas tol yang sudah beroperasi, setidaknya 16 ruas atau sekitar 21 persen dikenakan sanksi administrasi. Bentuknya berupa teguran tertulis dan penundaan penyesuaian tarif.

Masa penundaan penyesuaian tarif tol bervariasi, mulai dari 2,5 bulan hingga yang terpanjang mencapai 2 tahun 2 bulan pada salah satu ruas tol.

"Yang terpanjang adalah 2 tahun 2 bulan di ruas Krian-Legundi-Bunder," tambahnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us

Latest in Business

See More

IHSG Menguat Tipis Rabu Sore, 5 Saham Ini Naik Paling Tinggi

24 Sep 2025, 16:42 WIBBusiness