Ini Smelter Emas Freeport yang Bakal Diresmikan Prabowo
- Presiden Prabowo Subianto meresmikan PMR milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur.
- PMR merupakan fasilitas pemurnian lumpur anoda terbesar di dunia dengan proses hydrometallurgy.
- Smelter tembaga Freeport Indonesia di Gresik beroperasi pada 27 Juni 2024, dengan investasi mencapai 3,67 miliar dolar AS.
Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan meresmikan Precious Metal Refinery (PMR) milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, Senin (17/3/2025).
Fasilitas tersebut berdiri di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, merupakan bagian integral dari smelter tembaga baru PTFI.
"Bapak Presiden dijadwalkan berangkat pada siang hari menuju Kabupaten Gresik untuk meresmikan pabrik Precious Metal Refinery," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana dalam keterangan resmi.
1. PMR milik Freeport menjadi yang terbesar di dunia
Yusuf menyampaikan PMR milik Freeport Indonesia merupakan fasilitas pemurnian lumpur anoda terbesar di dunia yang menggunakan proses hydrometallurgy.
Selain itu, PMR menjadi pabrik pemurnian emas modern pertama di dunia yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, mencakup proses pertambangan, pengolahan, hingga pemurnian.
2. Fasilitas smelter di Gresik sudah beroperasi sejak Juni 2024
Smelter tembaga milik Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, resmi beroperasi pada 27 Juni 2024, memiliki kapasitas pemurnian 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun.
Peresmian smelter tersebut menandai pencapaian penting dalam upaya hilirisasi industri mineral di Indonesia, sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam dalam negeri.
3. Pembangunan fasilitas smelter menelan Rp58 triliun
Investasi untuk pembangunan smelter Freeport Indonesia di Gresik mencapai 3,67 miliar dolar AS atau sekitar Rp58 triliun. Dana sepenuhnya berasal dari Freeport Indonesia (PTFI) tanpa menggunakan APBN.
Smelter tersebut dibangun sebagai bagian dari kewajiban PTFI setelah perpanjangan izin operasi tambangnya di Indonesia.
