Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini Strategi Investasi Saham Saat Trading Halt

Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)
Intinya sih...
  • Saat terjadi trading halt, investor disarankan untuk mencermati saham-saham berkapitalisasi besar dengan fundamental kuat yang mengalami penurunan tajam.
  • Analis merekomendasikan memanfaatkan momentum trading halt untuk meredam kepanikan, meninjau ulang portofolio, dan menerapkan strategi defensif di tengah kondisi pasar yang rentan.

Jakarta, IDN Times - Trading halt atau penghentian sementara perdagangan di pasar saham kerap terjadi di tengah gejolak pasar yang signifikan dan bisa memicu kepanikan di kalangan investor.

Dalam kondisi seperti itu, penting bagi pelaku pasar untuk tetap tenang dan bersikap bijak dalam mengambil keputusan investasi.

Sejumlah analis pun memberikan rekomendasi dan strategi yang dapat dipertimbangkan investor saat menghadapi situasi tersebut. Apa saja?

1. Investor dapat mencermati saham-saham big caps

Pengunjung berjalan didekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Saat terjadi trading halt, investor disarankan untuk mencermati saham-saham berkapitalisasi besar yang memiliki fundamental kuat dan telah mengalami penurunan tajam.

Ekonom PT Panin Sekuritas Tbk, Felix Darmawan, menilai, kondisi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk melakukan aksi beli saat harga saham sedang melemah (buy on weakness).

"Menurut saya, perhatikan saham-saham big caps (berkapitalisasi besar) dengan fundamental bagus yang sudah turun dalam ya karena ada peluang buy on weakness di sana," kata dia kepada IDN Times.

2. Investor dapat meninjau ulang portofolio

Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Analis sekaligus VP Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menyarankan investor memanfaatkan momentum trading halt untuk meredam kepanikan dan meninjau ulang portofolio mereka.

Dia menilai, suspensi perdagangan tersebut memberi ruang bagi pasar untuk menenangkan diri dari tekanan aksi jual yang berlebihan.

"Suspensi ini diharapkan memberikan waktu untuk meredam panic selling pasar sehingga dapat mengkalkulasi ulang portfolio," ujar Oktavianus.

3. Investor dapat menerapkan strategi defensif

Pengunjung mengamati layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Menurut Oktavianus, investor dapat menerapkan strategi defensif di tengah kondisi pasar yang rentan. Dia menilai, investor dapat bersikap wait and see hingga rilis kinerja kuartal I-2025.

Setelah itu mulai melakukan akumulasi jika saham-saham unggulan (blue chip) terbukti masih tangguh dengan harga yang sudah terkoreksi.

Selain itu, dia merekomendasikan diversifikasi aset ke instrumen bebas risiko atau aset lindung nilai seperti obligasi pemerintah dan emas.

Bagi yang sudah memiliki posisi, terutama di saham big caps, disarankan untuk tetap hold sambil menantikan momentum untuk melakukan averaging down, yakni menurunkan harga rata-rata pembelian.

Itu dilakukan dengan cara membeli kembali saham yang sama di harga yang lebih rendah dari harga beli sebelumnya sehingga rata-rata harga beli investor menjadi lebih rendah.

Oktavianus juga mengingatkan agar menghindari emiten dengan porsi utang dalam dolar AS yang besar, yaitu lebih dari 50 persen total utang terutama yang memiliki debt to equity ratio (DER) di atas 1 kali.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us