IPO Solusi Mempertahankan Kesuksesan Perusahaan Keluarga

- BEI: IPO bisa pertahankan perusahaan keluarga
- Perusahaan keluarga sulit bertahan hingga generasi ketiga
- Natal: IPO memaksa pengelolaan profesional dan membagi kepemilikan
Jakarta, IDN Times - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, initial public offering (IPO) atau pencatatan perdana saham bisa menjadi cara mempertahankan kelanjutan bisnis perusahaan keluarga.
Expert Pengembangan Perusahaan Tercatat BEI, Natal Naibaho mengatakan, banyak perusahaan keluarga yang sulit mempertahankan kesuksesan untuk jangka waktu lama. Dalam catatannya, perusahaan keluarga yang bertahan hingga generasi kedua sebesar 30 persen, sedangkan yang bisa bertahan hingga generasi ketiga jauh lebih kecil, yakni hanya 13 persen.
“Banyak kondisi yang dihadapi kenapa suksesi rate perusahaan keluarga menurun,” kata Natal dalam edukasi wartawan pasar modal secara virtual, Selasa (29/4/2025).
1. Persoalan yang membelenggu perusahaan keluarga

Natal menjelaskan, ada beberapa persoalan umum yang kerap terjadi pada perusahaan keluarga. Di antaranya konflik nilai antara anggota keluarga terkait arah perusahaan ke depan, keluarga dalam struktur manajemen, penyelarasan pandangan di dalam keluarga.
Selain itu, kompensasi antara anggota keluarga dan bukan keluarga, kompetensi anggota keluarga yang masuk ke dalam perusanaan, dan distribusi keuntungan perusanaan di antara keluarga.
“Biasanya (persoalan) di internal, khususnya anggota keluarga,” ujar Natal.
2. Alasan IPO jadi solusi mempertahankan perusahaan keluarga

Natal pun menyampaikan, IPO menjadi solusi dalam mengembangkan dan mengelola perusahaan keluarga karena akan dipaksa untuk dibangun secara profesional. Melalui IPO, pengelolaan perusahaan dilakukan dengan orang-orang yang kompeten.
“Salah satu mekanisme yang memitigasi dengan melakukan go public karena perusahaan keluarga jadi perusahaan publik, pengelolaannya dipaksa kompeten dan akan ada profesional yang di-hire,” kata dia.
3. Kepemilikan saham dibagi secara adil antar anggota keluarga

Selain itu, kepemilikan keluarga juga akan dibagi dalam bentuk saham sesuai dengan kontribusi.
"Lalu, kemudahan melepas kepemilikan di harga terbaik, dan mendorong perusahaan memiliki visi dan target yang terstruktur," ujar Natal.