Jokowi-Erick ke China, Indonesia Kebagian Kontrak Rp214 T

Jakarta, IDN Times - Kunjungan kerja Presiden Joko "Jokowi" Widodo dengan Menteri BUMN, Erick Thohir ke China menghasilkan kontrak kerja sama ekonomi hijau antara Indonesia dengan China.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan, nilai kontrak kerja sama itu mencapai 13,7 miliar dolar AS atau setara Rp214 triliun.
"Kemarin total kerja samanya 31 perusahaan dengan China, totalnya 13,7 miliar dolar AS, Rp214 triliun," kata Arya di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (18/10/2023).
1. Masih ada potensi kerja sama ekonomi hijau Rp450 triliun

Selain itu, Arya mengatakan, masih ada potensi kerja sama sektor ekonomi hijau lainnya senilai Rp450 triliun.
"Kemudian potensi kerja sama lainnya lagi di-planning, lagi penjajakan masuk Rp450 triliun ini pengembang energi hijau dan sebagainya," tutur Arya.
2. Pertimbangan pemerintah jalin kerja sama ekonomi hijau dengan China

Adapun potensi kerja sama ekonomi hijau itu mempertimbangkan perkembangan energi bersih di China saat ini. Salah satunya ialah penggunaan motor listrik yang sudah masif di Negeri Tirai Bambu tersebut.
"China ini kan energi hijaunya cukup bagus juga dia. Di China itu sudah tidak ada lagi motor BBM, semua dari motor listrik. Sebagian sudah mobil listrik mereka dan pengembangan-pengembangan energi hijaunya cukup besar, bagus, jadi kita kerja sama di bidang itu," kata Arya.
3. Ada 9 BUMN terlibat dalam kontrak kerja sama tersebut

Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir, mengatakan, ada 9 BUMN yang terlibat dalam kontrak kerja sama baru dengan China.
"Total ada 31, dari BUMN kurang lebih ada 9," ucap Erick dalam konferensi pers virtual, Rabu (17/10/2023).
Adapun salah satu BUMN yang terlibat dalam kontrak kerja sama tersebut ialah PLN dan juga Indonesia Battery Corporation (IBC).
"Ada IBC itu membangun sama CATL, industri baterai listrik. Tadi juga saya lihat ada PLN bekerja sama dengan China, itu bagaimana perbaikan green system, bahwa saluran listrik ke depan ini harus hijau," tutur Erick.