Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menegaskan proses negosiasi terkait penambahan 10 persen saham di PT Freeport Indonesia (PTFI) masih berproses. Itu karena negosiasi membutuhkan waktu yang tidak singkat,
“Masih dalam negosiasi. Dulu saat kita mau ngambil 51 persen, itu juga negosiasinya tidak sebulan, dua bulan, tiga bulan, (tapi) tahunan, alot," ujar Jokowi di Gresik, Senin (23/9/2024).
Jokowi mengatakan, proses negosiasi untuk mendapatkan mayoritas saham Freeport pada tahun 2018 juga berjalan sangat sulit. Saat itu, banyak pihak yang merasa pesimistis Indonesia bisa mendapatkan 51 persen saham mayoritas.
Namun, berkat keteguhan dan optimisme, kesepakatan tersebut berhasil dicapai setelah negosiasi yang memakan waktu bertahun-tahun lamanya.
“Bukan hal yang gampang, paling sangat sulit. Dan saat itu memang banyak yang sudah pesimis, tapi saya masih optimis bahwa kita akan dapatkan 51 persen saham mayoritas," ucap dia.
Sementara itu, Presiden Jokowi pada hari ini meresmikan proyek Smelter Tembaga Manyar Gresik, Jawa Timur.
“Saya tahu memang ini adalah investasi yang tidak kecil, Rp56 triliun. Itu bukan uang yang kecil, uang yang gede banget,” kata Jokowi.
Meski begitu, Jokowi mengatakan, kontribusi Freeport ke Indonesia lebih besar, bahkan diperkirakan tembus Rp80 triliun.
Adapun kontribusi Freeport itu diberikan dalam bentuk penerimaan pajak, dividen, ekspor, dan sebagainya.
“Yang paling penting buat kita, buat Presiden adalah penerimaan negara, baik pusat dan di daerah seperti apa? Hitung-hitungan saya penerimaan negara masuk kira-kira Rp80 triliun dari PT Freeport Indonesia, baik berupa dividen, royalti, PPh badan, PPh karyawan, pajak untuk daerah, bea keluar, pajak ekspor, semuanya kira-kira angkanya seperti itu,” tutur Jokowi.