Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kapal Pengangkut Gandum Tiba di Suriah untuk Pertama Kalinya

ilustrasi pertanian gandum (pexels.com/Soran Ali)
Intinya sih...
  • Turki ekspor 400 ribu ton tepung gandum ke Suriah
  • Pemerintahan baru Suriah upaya pemulihan ekonomi dan pasokan gandum

Jakarta, IDN Times – Sebuah kapal yang mengangkut 6.600 ton gandum tiba di pelabuhan Latakia, Suriah. Ini menjadi pengiriman pertama sejak Bashar al-Assad dilengserkan pada Desember 2024 lalu. Otoritas Perbatasan Darat dan Laut Suriah menyebut kedatangan kapal ini sebagai awal dari fase pemulihan ekonomi.

Kapal tersebut diyakini berasal dari Rusia. Namun, pemerintah Suriah tidak mengungkapkan asal atau tujuan kapal secara resmi. Pedagang regional menyebut pengiriman ini menandai langkah awal untuk mendatangkan lebih banyak pasokan vital.

“Ini adalah indikasi jelas dimulainya fase baru pemulihan ekonomi di negara ini,” demikian pernyataan otoritas perbatasan, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (22/4/2025).

Mereka berharap kedatangan kapal ini membuka jalan bagi lebih banyak pengiriman kebutuhan pokok lainnya.

1. Pemerintah baru aktif pulihkan perdagangan dan stok pangan

ilustrasi pertanian gandum (pexels.com/Jonathan Einwechter)

Pemerintahan baru Suriah di bawah Presiden sementara Ahmed al-Sharaa tengah berupaya memulihkan pasokan gandum secara masif. Pada Maret lalu, mereka membuka tender untuk pembelian 200 ribu ton gandum, menjadi langkah terbesar sejak kejatuhan rezim Assad.

Sebelumnya, pasokan gandum Suriah sebagian besar berasal dari Rusia dan Iran. Namun setelah Assad melarikan diri ke Rusia, dua negara tersebut menghentikan ekspor ke Suriah. Hal ini membuat Suriah sangat tergantung pada impor darat dari negara tetangga.

Ukraina sempat mengirim 500 ton tepung ke Suriah sebagai bagian dari bantuan “Grain from Ukraine”. Bantuan tersebut dikirim bersama Program Pangan Dunia (WFP) sebagai bentuk solidaritas pascakrisis.

2. Turki menjadi mitra utama baru dalam ekspor tepung

Bendera Turki (pexels.com/Engin Akyurt)

Pemerintah transisi mulai menjalin kerja sama baru dengan negara-negara tetangga. Fokus diarahkan pada Turki, yang dinilai sebagai mitra strategis dalam perdagangan pangan.

Pada Februari, Ketua Federasi Industri Tepung Turki, Erhan Gunhan Ulusoy, menyatakan, Turki berencana mengekspor lebih dari 400 ribu ton tepung gandum ke Suriah sepanjang tahun 2025. Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara dengan Anadolu Agency.

Selain membantu pemenuhan pangan, kerja sama ini diproyeksikan turut mendorong stabilitas ekonomi pascaperang. Turki menjadi salah satu negara yang membuka jalur perdagangan secara bertahap ke Suriah pascareformasi politik.

3. Transportasi udara internasional kembali beroperasi di Damaskus

ilustrasi pesawat terbang (pexels.com/Pixabay)

Selain sektor pangan, pemerintah baru juga berusaha membuka kembali jalur penerbangan. Sebagian besar maskapai internasional menangguhkan penerbangan ke Damaskus sejak 2012 karena konflik berkepanjangan.

Namun, pada Januari 2024, beberapa maskapai kembali membuka layanan di Bandara Internasional Damaskus. Langkah ini diambil usai otoritas penerbangan Suriah menyatakan siap menerima penerbangan luar negeri.

Pada Sabtu lalu, sebuah penerbangan penumpang menuju Uni Emirat Arab diberangkatkan dari Suriah. Keberangkatan ini menandai kembalinya rute penerbangan antara dua negara tersebut setelah lebih dari satu dekade terhenti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us