Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kejar Proyek Pembangkit EBT 75 GW, PLN Cari Pendanaan Hijau

Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Bendungan Jatibarang Semarang. (IDN Times/Dhana Kencana)
Intinya sih...
  • PLN rencanakan tambah kapasitas EBT hingga 75 GW dalam COP29 Azerbaijan
  • Global Director World Bank dan IFC tekankan pentingnya kolaborasi publik dan swasta dalam pendanaan energi bersih

Jakarta, IDN Times - PT PLN (Persero) membeberkan rencana penambahan kapasitas terpasang pembangkit energi baru terbarukan (EBT) hingga 75 gigawatt (GW) dalam Conference of the Parties (COP) UN Climate Change Conference ke-29 (COP29) di Azerbaijan.

Untuk merealisasikan proyek tersebut, PLN membutuhkan pendanaan hijau dan mengajak berbagai pihak berkolaborasi dalam pendanaan demi menurunkan emisi karbon.

1. Pendanaan hijau dari swasta dibutuhkan

PT PLN (Persero) berpartisipasi dalam Conference of Parties (COP) UN Climate Change Conference ke-29 (COP29) di Azerbaijan. (dok. PLN)

Dalam sesi diskusi panel di World Bank Pavillion COP29 di Baku, Azerbaijan, Global Director of Energy & Extractives World Bank, Dementrios Papathanasiou, menilai upaya global dan kolaborasi dari semua pihak diperlukan untuk mendukung target Indonesia dalam mencapai transisi energi melalui pembangunan pembangkit energi bersih.

"Utilitas listrik seperti PLN merupakan kunci sukses dari transisi energi di Indonesia. Perlu adanya penguat kinerja keuangan dan operasional sehingga investasi energi bersih bisa terus ditingkatkan dan bisa berkelanjutan," kata Dementrios dikutip dari keterangan resmi PLN, Minggu (17/11/2024).

Global Director of Energy, Mining & Sustainable Infrastructure Advisory di International Finance Corporation (IFC), Valerie Levkov, juga menekankan peran sektor swasta dalam mendukung pembiayaan hijau sangat penting.

Menurut Valerie, sektor swasta dapat memberikan kapasitas pembiayaan dan teknologi baru seperti penyimpanan energi skala besar. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta. Sektor swasta dapat menjadi mitra yang efektif jika ada regulasi yang memungkinkan pengembalian investasi yang wajar.

“Di banyak negara, sektor swasta telah berhasil menyediakan teknologi penyimpanan baterai untuk mendukung integrasi energi terbarukan ke dalam jaringan. Namun, regulasi yang stabil dan transparansi tender sangat penting untuk menarik minat investor,” ujar Valerie.

2. PLN juga mau bangun 70 ribu km transmisi listrik bersih

Petugas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Tanjung Uma, Kota Batam saat melakukan pengecekan panel surya (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)

Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi, membeberkan wacana pembangunan jaringan transmisi sepanjang 70 ribu kilometer (km) yang akan mendistribusikan listrik hijau ke pusat permintaan (demand).

Namun, kata dia, proyek itu membutuhkan investasi yang signifikan serta sinergi dari berbagai pemangku kepentingan.

“Proses ini memerlukan waktu yang panjang. Oleh karena itu, dukungan finansial dari berbagai pihak sangat diperlukan," ujar Evy.

Evy menekankan, pendanaan dari sektor swasta dan lembaga internasional dapat menjadi salah satu solusi utama untuk memenuhi kebutuhan investasi besar ini. Kolaborasi melalui skema pendanaan hijau, seperti Green Bond dan pinjaman berkelanjutan, dianggap krusial untuk mempercepat pengembangan infrastruktur EBT di Indonesia.

3. PLN ungkap tantangan pembangunan pembangkit EBT di Indonesia

PT PLN (Persero) berpartisipasi dalam Conference of Parties (COP) UN Climate Change Conference ke-29 (COP29) di Azerbaijan. (dok. PLN)

Selain itu, Evy juga menjelaskan, meskipun Indonesia kaya akan sumber daya EBT, tantangan geografis menjadi faktor penghambat. Banyak sumber daya EBT terletak di pulau-pulau terpencil, sementara pusat permintaan energi berada di perkotaan.

"Kami menghadapi tantangan yang unik karena negara kami terdiri dari banyak pulau. Beberapa pulau memiliki sumber daya tetapi tidak ada demand listrik, sementara pulau lainnya memiliki demand namun sumber dayanya terbatas. Itulah mengapa kami membutuhkan interkoneksi antar pulau serta pembangunan jaringan transmisi yang panjang," ucap Evy.

Evy juga menekankan pentingnya dukungan regulasi yang stabil dan kemitraan strategis untuk memastikan kelancaran transisi energi di Indonesia.

"Kami mengajak semua pihak, baik sektor swasta, lembaga keuangan, maupun pemerintah, untuk berkolaborasi mencapai tujuan ini. Pendanaan hijau dan kemitraan yang kuat akan menjadi kunci keberhasilan transisi energi di Indonesia," tutur Evy.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us