Konsisten Pacu Literasi Syariah, BSI Sabet 3 Penghargaan dari OJK

- BSI mendapat 3 penghargaan di GERAK Syariah Award
- Pertumbuhan data dan dana nasabah BSI mencapai 21 juta lebih
Jakarta, IDN Times - Kontribusi dan konsistensi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dalam memacu literasi dan inklusi layanan jasa perbankan syariah memperoleh apresiasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). BSI menyabet tiga penghargaan di ajang Puncak Gebyar Ramadan Keuangan Syariah (GERAK Syariah) Award.
Adapun tiga penghargaan yang diraih tersebut yakni, juara 1 sebagai Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) Literasi Teraktif, juara 1 PUJK Literasi Termasif, dan peringkat 3 PUJK Inklusi Tertinggi.
1. BSI akan terus memacu literasi dan inklusi keuangan

Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi mengatakan, diraihnya penghargaan ini tak terlepas dari konsistensi dan upaya masif perseroan untuk mendorong kemajuan aspek ekonomi syariah nasional.
BSI sejak kehadirannya pada awal 2021 mengemban amanah dari pemerintah sebagai lokomotif ekonomi syariah Indonesia. Karena itu, BSI selalu berupaya hadir menjadi sahabat finansial, sahabat sosial, dan sahabat spiritual bagi masyarakat dalam setiap layanannya.
"BSI selalu mendukung serta mendorong literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia lewat aksi nyata di berbagai program. Hal tersebut selaras dengan GERAK Syariah dari OJK selama bulan Ramadan 1446 Hijriah," kata Tribuana dalam keterangan tertulis, Kamis (27/3/2025).
Dewi menambahkan, dalam memacu literasi dan inklusi keuangan syariah, BSI menyadari pentingnya sosialisasi dan edukasi yang tepat, juga produk layanan yang inovatif melalui digitalisasi. Harapannya masyarakat dapat memahami dan memanfaatkan produk serta layanan keuangan syariah dengan optimal.
Keberhasilan atas konsistensi BSI dalam memacu literasi dan inklusi keuangan dapat dilihat dari pertumbuhan data dan dana nasabah perseroan. Jumlah nasabah BSI telah mencapai 21 juta lebih dengan target pertumbuhan dua juta hingga tiga juta nasabah per tahun.
2. BSI catat transaksi e-channel mencapai 98,03 persen

Perseroan pun mencatat shifting transaksi e-channel yang mencapai 98,03 persen per akhir Desember 2024, sedangkan sisanya masih menggunakan layanan di cabang. Adapun jumlah transaksi melalui e-channel mencapai 851 juta transaksi dengan volume sebesar Rp956 triliun pada akhir 2024 lalu.
"Kami menyadari literasi mendorong masyarakat untuk membuat keputusan keuangan yang bijak dan tentunya sesuai prinsip syariah. Kami akan terus meningkatkan literasi keuangan syariah karena produk dan layanan perbankan ini terus berkembang," tutur dia.
"Di sisi lain, BSI juga menyiapkan solusi keuangan komprehensif yang memenuhi kebutuhan finansial, sosial dan spiritual sehingga literasi dan inklusi ini akan tumbuh selaras," ujar Tribuana.
3. Pelaku jasa keuangan syariah harus berinovasi kembangkan produk layanan

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen (KE PEPK) OJK Friderica Widyasari Dewi menyampaikan bakal berkomitmen untuk mendorong agar pelaku jasa keuangan syariah terus berinovasi mengembangkan produk layanan.
"Kita bersama mencari cara-cara yang bisa menjangkau masyarakat yang sebetulnya hanya mau dengan syariah. Ini tugas Bapak Ibu semua bagaimana menjangkau saudara-saudara kita yang inginnya hanya buka syariah tapi mungkin secara akses kurang mendapat akses," kata Friderica.
Dia mengatakan, literasi dan inklusi keuangan selaras dengan Asta Cita Pemerintah dalam pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Bahkan inklusi keuangan menjadi salah satu indikator utama pembangunan dalam RPJPN 2025-2045.
4. Potensi pengembangan ekonomi syariah masih cukup besar

Potensi pengembangan ekonomi syariah di Indonesia cukup besar, mengingat Indonesia mempunyai populasi Muslim sekitar 245,9 juta. Adapun indeks literasi keuangan syariah mengalami pertumbuhan pesat mencapai 39,11 persen pada tahun lalu, sedangkan pada 2022 sebesar 9,14 persen. Di sisi lain, inklusi keuangan syariah relatif stagnan dari 12,12 persen pada 2022 dan 12,88 persen pada 2024.
Friderica juga menjelaskan kinerja industri keuangan syariah terbilang positif. Penyaluran pembiayaan perbankan syariah di Indonesia tumbuh 9,9 persen secara tahunan hingga 2024 menjadi Rp643,55 triliun. Sedangkan penghimpunan DPK tercatat sebesar Rp753,6 triliun tumbuh sekitar 10 persen secara tahunan di atas pertumbuhan industri perbankan nasional yang berkisar empat sampai lima persen.
"Kolaborasi yang telah dipupuk dapat terus terjalin tidak hanya selama bulan Ramadan tapi juga dilakukan secara berkelanjutan pada program-program peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah lainnya," ucap Frederica.