Kuota LPG 3 Kg Jebol, Kemenkeu Pantau Konsumsi Energi di Akhir Tahun

- Volume penyaluran subsidi elpiji 3 kg melebihi kuota APBN 2024
- Kemenkeu memantau realisasi penyaluran hingga akhir tahun, tapi tidak akan memberatkan pelaksanaan APBN
Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengakui penyaluran subsidi LPG 3 kg telah melebihi kuota yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024. Oleh karena itu, pemerintah akan memantau perkembangan realisasinya hingga akhir tahun.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata menyebut, volume konsumsi LPG subsidi sudah di atas 1,9 persen dari kuota telah ditetapkan.
“Untuk LPG subsidi, Pertamina mengatakan kuotanya sudah terlampaui. Memang kita lihat di sini volumenya sudah di atas 1,9 persen di atas pagu atau kuotanya,” ujar Isa, Kamis (12/12/2024).
1. APBN 2024 fleksibel atasi peningkatan kuota subsidi LPG 3 kg

Meski kuota subsidi LPG 3 kg sudah terlampaui, namun Isa menegaskan, tidak akan memberatkan pelaksanaan APBN 2024. Sebab, strategi penggunaan anggaran subsidi energi selama ini yang diterapkan Kemenkeu secara fleksibel.
"Secara keseluruhan pagu untuk subsidi kita cukup fleksibel. Untuk subsidi energi cukup fleksibel antara LPG, BBM, listrik, dan kita melihat sejauh ini masih ada ruang untuk kita bermain dalam pagu itu," tuturnya.
2. Kemenkeu pantau konsumsi energi di momen Nataru

Isa menegaskan, pemerintah akan terus memantau konsumsi energi, terutama menjelang akhir tahun ini yang biasanya mengalami peningkatan akibat adanya perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Kita tentu akan pantau terus biasanya di bulan terkahir Desember ini banyak konsumsi karena Nataru dan sebagainya. Jadi, terus kita pantau mudah-mudahan PLN dan Pertamina terus bisa mengendalikan energi tersebut dalam hal ini termasuk LPG,” ujarnya.
Berdasarkan data sejak 2019-2023, tren volume penyaluran LPG 3 kg terus mengalami peningkatan, dengan rincian sebanyak 6,8 juta metrik ton pada 2019 menjadi 7,8 juta metrik ton pada 2022. Kuota penyaluran LPG 3 kg pada APBN 2023 tercatat naik menjadi sebanyak 8 juta metrik ton.
3. Realisasi subsidi dan kompensasi energi capai Rp333,6 triliun

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan (Wamankeu) Suahasil Nazara menyampaikan, realisasi subsidi dan kompensasi energi telah mencapai Rp333,6 triliun hingga akhir November 2024. Rinciannya, anggaran subsidi sebesar Rp157,2 triliun, dan pembayaran kompensasi energi sebesar Rp176,4 triliun.
"Untuk pembayaran subsidi itu dilakukan secara rutin setiap bulan kepada badan usaha yang menyediakan energi bersubsidi, yaitu PLN dan Pertamina," ujar Suahasil.
Sementara untuk kompensasi, Suahasil menyebut, dilakukan pembayaran dan dilakukan pengecekan setiap tiga bulan.
"Dan saat ini telah selesai dibayar kompensasi untuk triwulan II dan untuk triwulan III sedang dalam proses penelitian dan telahaan," katanya.