Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Laba Bersih Sampoerna Turun Jadi Rp4,9 Triliun Imbas Cukai Rokok Naik

IDN Times / Auriga Agustina

Jakarta, IDN Times - PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk atau HM Sampoerna mencatatkan pendapatan bersih Rp29,9 triliun pada periode kuartal III-2022. Secara kumulatif, perusahaan rokok tersebut membukukan pendapatan Rp83,4 triliun sejak Januari hingga September 2022, naik 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Meskipun pendapat perusahaan cemerlang, namun laba bersih yang diperoleh oleh Sampoerna mengalami penurunan selama 3 tahun terakhir.

"Sampoerna mencatat laba bersih sebesar Rp4,9 triliun hingga kuartal ketiga 2022 atau turun 11,7 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya," kata Presiden Direktur Sampoerna  Vassilis Gkatzelis dalam paparan publik, Selasa (1/11/2022).

1. Laba turun akibat kenaikan cukai rokok

ilustrasi rokok (IDN Times/Arief Rahmat)

Penurunan laba bersih disebabkan karena Sampoerna tidak dapat meneruskan sepenuhnya beban cukai yang meningkat kepada konsumen. Belum lagi kondisinya diperparah dengan adanya pandemik COVID-19.

"Tidak dapat dipungkiri sejak tahun 2020 pandemik telah berdampak berat terhadap ekonomi dan industri tembakau. Kombinasi dari pandemik COVID-19 dan dampak dari kenaikan cukai sebesar 2 digit serta pelebaran jarak cukai telah menghadirkan tantangan yang belum pernah terjadi pada industri tembakau termasuk pada Sampoerna," tuturnya.

Faktor‐faktor tersebut, ditambahkan dengan melemahnya daya beli perokok dewasa sebagai dampak dari pandemik, menyebabkan percepatan tren downtrading di mana perokok dewasa beralih ke produk dengan cukai dan harga yang lebih rendah.

Namun, walaupun dalam kondisi yang menantang, profitabilitas Sampoerna pada kuartal ketiga membaik dibandingkan kuartal sebelumnya dan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal itu didukung oleh pertumbuhan volume dan perbaikan portofolio.

2. Sampoerna berharap jarak cukai tak semakin melebar

ilustrasi rokok (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Vassilis, kebijakan fiskal merupakan elemen kunci untuk mengamankan jarak cukai yang berkelanjutan dan mendukung pemulihan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, ketenagakerjaan, serta target penerimaan negara.

"Pajak cukai memegang peranan penting pada industri tembakau. Tingginya kenaikan pajak cukai di atas inflasi pada beberapa tahun terakhir dan melebarnya kesenjangan pajak cukai antara Golongan 1 dan di bawah Golongan 1 telah menimbulkan tantangan," ujarnya.

Sebagai contoh, jarak pajak cukai pada kategori sigaret kretek mesin (SKM) melebar dari Rp195 per batang pada tahun 2017 menjadi Rp385 per batang di tahun 2022. Kata dia, hal itu secara tidak proporsional berdampak pada produsen volume Golongan 1 dan memicu adanya downtrading.

"Kami berharap kebijakan fiskal yang mendukung jarak cukai yang berkelanjutan serta memenuhi pemulihan ekonomi, kesehatan masyarakat, ketenagakerjaan, serta target penerimaan negara," tuturnya.

3. Sampoerna apresiasi pemerintah menaikkan cukai SKT lebih rendah

ilustrasi rokok (IDN Times/Aditya Pratama)

Kategori sigaret kretek tangan (SKT) padat karya memainkan peranan penting bagi penyerapan tenaga kerja di seluruh industri tembakau. Menurut data Kementerian Perindustrian, sekitar 70 persen dari total pekerja industri tembakau terlibat dalam segmen ini.

"Dengan ini kami menyampaikan apresiasi kepada pemerintah atas keputusan untuk menaikkan tarif cukai tahun 2022 untuk kategori linting tangan dengan tarif yang lebih rendah dibandingkan dengan kategori SKM sehingga melindungi lapangan kerja di masa yang penuh tantangan ini," katanya.

Sebagai pemain kunci di SKT, pihaknya berkomitmen untuk melindungi kategori padat karya ini dengan terus berinvestasi pada produk-produk perusahaan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us