Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menengok Kreasi Kalung Nama Malang yang Sudah Tembus Pasar Ekspor

Kreasi kalung nama berbahan dasar logam stainless sukses tembus pasar internasional. IDN Times/ Alfi Ramadana
Kreasi kalung nama berbahan dasar logam stainless sukses tembus pasar internasional. IDN Times/ Alfi Ramadana

Malang, IDN Times - Siang itu seorang perajin tampak sedang memotong sejumlah logam stainless. Tanganya terlihat begitu terampil menggerakkan gergaji logam. Di sampingnya tampak layar komputer dengan beberapa desain nama siap cetak.

Sesekali sang perajin melihat desain tersebut untuk menyesuaikan potongan logam stainless yang akan digunakan sebagai bahan dasar kalung nama ukir. Ya, belakangan kalung nama ukir logam memang menjadi trend baru di kalangan masyarakat. Hal itulah yang coba dimanfaatkan oleh Nadia Amalia, pemilik sebuah kerajinan kalung nama berbahan logam. Melalui Logam Custom Studio, produk Kalung Nama Malang miliknya kini sudah menembus pasar ekspor. 

1. Proses kreatif tidak sebentar

Pengrajin tengah membuat desain yang akan diaplikasikan pada logam stainless. IDN Times/ Alfi Ramadana
Pengrajin tengah membuat desain yang akan diaplikasikan pada logam stainless. IDN Times/ Alfi Ramadana

Proses kreatif mengukir logam tersebut tidaklah mudah. Perlu beberapa rangkaian langkah hingga akhirnya produk yang dihasilkan juga berkualitas. Pertama pengrajin harus membuat desain di komputer terlebih dahulu. Kemudian desain dicetak dalam selembar kertas dan kemudian ditempelkan pada logam stainless tipis yang akan jadi mal. Lalu gambar yang sudah tertempel di logam tersebut digergaji sesuai pola yang diinginkan. Setelah penggergajian selesai maka proses akan dilanjutkan untuk pengukiran dan penghalusan. Baru setelah itu dilakukan finishing dan memasang pada rantai kalung yang sudah disiapkan. 

"Kalau proses pembuatan satu kalung sendiri minimal dua sampai tiga hari. Tetapi biasanya kami baru mengerjakan kalau sudah ada empat lima pesanan," kata Nadia Sabtu (11/7/2020). 

2. Sudah layani pesanan hingga ke Hongkong

Satu kalung nama proses pembuatannya bisa mencapai dua hingga tiga hari. IDN Times/ Alfi Ramadana
Satu kalung nama proses pembuatannya bisa mencapai dua hingga tiga hari. IDN Times/ Alfi Ramadana

Meskipun masih berskala kecil, namun Logam Custom Studio milik Nadia itu sudah mampu melayani cukup banyak pesanan. Bahkan beberapa pesanan sudah dikirim hingga ke Hongkong. Meskipun tak bisa berproduksi dalam jumlah besar seperti layaknya pabrik besar, namun Nadia menyebut bahwa kreasi kalung nama ia kembangkan ini memiliki keunggulan lain yakni handmade atau buatan tangan. Hasilnya juga sudah tentu berbeda dari buatan pabrik. 

"Memang kalau untuk desain yang rumit-rumit seperti buatan pabrik, kami masih belum bisa. Tetapi keunggulan kami ada pada prosesnya ini yang langsung dikerjakan dengan tangan sendiri bukan mesin," tambahnya. 

3. Sempat alami kesulitan selama pandemik COVID-19

Nadia Amalia saat ditemui di studionya. IDN Times/Alfi Ramadana
Nadia Amalia saat ditemui di studionya. IDN Times/Alfi Ramadana

Tak bisa dimungkiri dalam beberapa waktu terakhir sejumlah usaha cukup terganggu dengan adanya pandemik COVID-19 yang berkepanjangan. Termasuk juga usaha logam custom studio milik Nadia yang mengalami penurunan omset. Sebelum pandemik, logam custom studio miliknya bisa menghasilkan omset rata-rata Rp1.000.000 per hari. Namun, saat pandemik COVID-19 melanda, omset turun drastis hingga Rp200.000 saja. 

"Biasanya kami sehari bisa mengerjakan hingga 20 pesanan kalung. Tetapi sekarang hanya kisaran tiga sampai lima kalung saja," sambungnya. 

4. Pelanggan sementara stop pesanan

Harga yang ditawarkan cukup terjangkau sesuai kesulitan desain. IDN Times/ Alfi Ramadana
Harga yang ditawarkan cukup terjangkau sesuai kesulitan desain. IDN Times/ Alfi Ramadana

Bahkan selama masa pandemi beberapa pelanggan yang biasa memesan juga memilih untuk berhenti. Hal itu tentu sangat berpengaruh pada produksi yang juga mengalami penurunan drastis. Namun demikian, Nadia mengakui bahwa dirinya tetap berupaya untuk bertahan. Meskipun tidak mudah, perlahan dirinya mulai bisa bangkit kembali dengan segala keterbatasan yang ada. 


"Sebenarnya cukup berat juga. Tetapi karena memang situasinya seperti ini jadi tetap harus dilewati dan produksi tetap jalan berapapun pesanan yang masuk," sambungnya. 

5. Harga hemat di kantong

Selama pandemik COVID-19, produksi menurun cukup drastis. IDN Times/ Alfi Ramadana
Selama pandemik COVID-19, produksi menurun cukup drastis. IDN Times/ Alfi Ramadana

Sementara itu, untuk harga yang ditawarkan dari produk logam custom Malang tersebut cukup ramah dikantong. Kisaran harga yaitu paling murah Rp 100.000 untuk polosan dan paling mahal kisaran Rp 300.000. Namun, harga yang ditawarkan bisa bervariasi tergantung seperti apa desain dan bahan yang diinginkan. Terlepas dari itu, Nadia berharap pandemik COVID-19 ini bisa segera berakhir. Sehingga logam custom studio miliknya bisa kembali berproduksi normal. 

"Kami juga melayani request dari pemesan. Jadi pemesan bisa membawa desain sendiri sesuai keinginan," pungkasnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us

Latest in Business

See More

4 Perbedaan Emas dan Belian, Pelajari Sebelum Berinvestasi!

18 Sep 2025, 23:34 WIBBusiness