Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Cold Calling di Balik Telepon Penawaran ke Konsumen

Mengenal Cold Calling di Balik Telepon Penawaran ke Konsumen
Ilustrasi telemarketing (pexels.com/MART PRODUCTION)
Intinya sih...
  • Cold calling masih jadi metode dasar penjualan: Praktik ini menuntut ketekunan dan riset terhadap demografi calon pelanggan. Tingkat keluar-masuk pekerja yang tinggi
  • Tingkat keberhasilan bergantung pada kegigihan penjual: Rata-rata diperlukan sekitar 18 kali panggilan untuk dapat terhubung dengan calon pembeli. Popularitas cold calling dilaporkan menurun akibat berkembangnya metode pemasaran lain
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Praktik cold calling masih menjadi salah satu metode penjualan yang digunakan pelaku usaha, meski menghadapi tantangan berupa tingkat keberhasilan yang rendah dan resistensi dari sebagian konsumen.

Metode ini terus beradaptasi seiring perubahan perilaku pasar dan perkembangan teknologi pemasaran. Berikut ulasan selengkapnya dilansir Investopedia!

1. Cold calling masih jadi metode dasar penjualan

Mengenal Cold Calling di Balik Telepon Penawaran ke Konsumen
Ilustrasi telemarketing. (Unsplash/Petr Macháček)

Cold calling dipahami sebagai aktivitas menghubungi calon pelanggan yang sebelumnya belum pernah berinteraksi dengan tenaga penjual. Praktik ini disebut sebagai salah satu bentuk telemarketing tertua yang menuntut ketekunan serta perencanaan strategis.

Pendekatan tersebut umumnya dilakukan melalui panggilan telepon, namun juga dapat berupa kunjungan langsung dari pintu ke pintu. Tenaga penjual yang mengandalkan metode ini dinilai perlu memiliki daya tahan terhadap penolakan berulang.

Dalam praktiknya, keberhasilan cold calling disebut berkaitan dengan kemampuan tenaga penjual melakukan riset terhadap demografi calon pelanggan dan kondisi pasar.

Dengan riset tersebut, penjual dapat mengidentifikasi konsumen yang lebih berpeluang merespons penawaran. Namun, profesi yang sangat bergantung pada cold calling juga dikenal memiliki tingkat keluar-masuk pekerja yang tinggi.

2. Tingkat keberhasilan bergantung pada kegigihan penjual

Mengenal Cold Calling di Balik Telepon Penawaran ke Konsumen
Ilustrasi telemarketing. (Pixabay/Tumisu)

Cold calling kerap memicu beragam respons, mulai dari telepon yang langsung ditutup hingga penolakan secara verbal. Berdasarkan laporan LinkedIn pada 2020, sekitar 69 persen prospek tercatat menerima panggilan dari tenaga penjual baru dalam setahun terakhir, dan 82 persen di antaranya bersedia melanjutkan ke tahap pertemuan.

Namun demikian, laporan tersebut juga menunjukkan rata-rata diperlukan sekitar 18 kali panggilan untuk dapat terhubung dengan calon pembeli. Di sisi lain, sebagian besar penjual disebut berhenti mencoba setelah empat kali panggilan, sehingga tidak mencapai kesepakatan.

Seiring waktu, popularitas cold calling dilaporkan menurun akibat berkembangnya metode pemasaran lain, seperti email, pesan singkat, dan pemasaran media sosial melalui platform seperti Facebook dan X. Metode-metode tersebut dinilai lebih efisien dalam menjaring prospek baru.

3. Praktik cold calling di berbagai sektor

Mengenal Cold Calling di Balik Telepon Penawaran ke Konsumen
ilustrasi digital marketing (freepik.com/rawpixel.com)

Di sektor keuangan, pialang saham diketahui menggunakan cold calling untuk mendapatkan klien baru. Gambaran praktik ini antara lain ditampilkan dalam film Boiler Room, yang memperlihatkan pialang menghubungi daftar calon klien secara berulang sebagai bagian dari strategi penjualan berbasis jumlah.

Meski demikian, pialang yang berhasil mengamankan kesepakatan bernilai besar disebut jarang mengandalkan metode cold calling sebagai strategi utama.

Selain sektor keuangan, sejumlah merek juga dikenal menjalankan penjualan dari pintu ke pintu. Ada yang memasarkan buku pendidikan ke lingkungan perumahan, sementara yang lain mengirim tenaga penjual langsung ke rumah-rumah untuk menawarkan produknya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Harga Perak Hari Ini, Selasa 30 Desember 2025: Turun Tajam

30 Des 2025, 10:56 WIBBusiness