Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menkeu Purbaya Pamerkan Capaian Ketahanan Pangan dan Realisasi Belanja

Screenshot 2025-10-25 200358.jpg
Kebijakan 1 tahun yang berdampak pada ketahanan pangan. (Dok/Istimewa).
Intinya sih...
  • Produksi beras nasional capai 33,2 Juta ton
  • Realisasi belanja pemerintah pusat untuk stabilisasi harga dan produksi
  • Realisasi belanja negara per September capai Rp2.234,8 triliun
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah mencatat sejumlah capaian penting dalam memperkuat ketahanan pangan nasional selama satu tahun terakhir mulai dari peningkatan produksi beras dan cadangan beras nasional. Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan ketahanan pangan merupakan pilar utama dalam menjaga kemandirian dan kemakmuran bangsa.

“Pada pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming, berbagai terobosan terus dilakukan untuk memperkuat sektor pangan. Tujuannya agar ketahanan bangsa semakin kokoh, meningkatkan kesejahteraan petani dan kualitas UMKM, sehingga kemandirian bangsa makin menguat,” tulis Kementerian Keuangan dalam unggahan tersebut," ungkap Purbaya dalam laman instrgram @menkeuri.

1. Produksi beras nasional capai 33,2 Juta ton

Ilustrasi gudang beras. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Ilustrasi gudang beras. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Berdasarkan data yang dipaparkan, produksi beras nasional mencapai 33,2 juta ton, sementara cadangan beras nasional berada di angka 4,2 juta ton. Selain itu, sebanyak 18,3 juta keluarga menerima bantuan pangan non tunai, yang menjadi bagian dari upaya menjaga daya beli masyarakat.

Pemerintah juga memastikan harga gabah tetap stabil dengan kenaikan harga serap gabah menjadi Rp6.500 per kilogram. Untuk mendukung produktivitas petani, subsidi pupuk disalurkan kepada 14,91 juta petani di seluruh Indonesia.

2. Realisasi belanja pemerintah pusat untuk stabilisasi harga dan produksi

Selain ketahanan pangan, pemerintah terus menggenjot realisasi program belanja strategis. Berdasarkan data Kementerian Keuangan per Oktober, realisasi belanja pemerintah pusat untuk menjaga stabilitas harga dan produksi mencapai total Rp266,7 triliun.

Belanja tersebut mencakup subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp192,2 triliun, yang digunakan untuk menjaga keterjangkauan harga bahan bakar dan listrik bagi masyarakat. Selain itu, pemerintah juga mengalokasikan Rp52,4 triliun untuk subsidi nonenergi, seperti subsidi pupuk dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi sektor produktif.

Pemerintah juga memperkuat ketahanan pangan nasional melalui pembangunan lumbung pangan dengan anggaran Rp8 triliun, serta dukungan kepada Perum Bulog dan cadangan pangan nasional sebesar Rp22,1 triliun.

3. Realisasi belanja negara per September capai Rp2.234,8 triliun

Screenshot 2025-10-25 200443.jpg
Realisasi belanja subsidi non energi KUR dan pupuk. (Dok/Istimewa).

Secara rinci, pendapatan negara hingga September 2025 mencapai Rp1.863,3 triliun, atau turun 7,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Capaian ini baru 65 persen dari outlook yang ditetapkan sebesar Rp2.865,5 triliun.

Lebih rinci, total penerimaan perpajakan mencapai Rp1.516,6 triliun, terkontraksi 2,9 persen (year on year/yoy). Dari jumlah tersebut, pajak tercatat sebesar Rp1.295,3 triliun atau turun 4,4 persen (yoy), sedangkan bea dan cukai mencapai Rp221,3 triliun, tumbuh 7,1 persen (yoy).

Di sisi lain, belanja negara terealisasi sebesar Rp2.234,8 triliun atau 63,4 persen dari outlook, namun masih terkontraksi 0,8 persen (yoy). Secara lebih rinci, belanja pemerintah pusat tercatat Rp1.589,9 triliun atau turun 1,6 persen (yoy), terdiri atas belanja K/L sebesar Rp800,9 triliun, belanja non-K/L sebesar Rp789 triliun, dan transfer ke daerah Rp644,9 triliun.

Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

7 Cara untuk Menjaga Uang di Rekening Agar Tetap Aman

25 Okt 2025, 22:00 WIBBusiness