Menkeu Purbaya Pastikan Alur RAPBN 2026 Tetap, Tak Banyak Berubah

- Purbaya tekankan pentingnya kolaborasi semua pihak.
- Kebijakan fiskal jadi instrumen penting dorong pertumbuhan ekonomi.
- Cari strategi genjot penerimaan negara.
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, menegaskan proses pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 akan tetap berjalan sebagaimana mestinya, meski terjadi pergantian kepemimpinan di Kementerian Keuangan. Dengan begitu, alur kerja pembahasan RAPBN 2026 pun masih akan sama dan ia berkomitmen menjaga kesinambungan proses yang telah disusun sebelumnya.
“Saya pikir flow-nya enggak akan terlalu banyak berubah. Anggota DPR juga sudah beberapa yang mengontak kami. Dan kami bilang akan kerja sama memajukan negara ini bersama-sama,” ujar Purbaya.
1. Purbaya tekankan pentingnya kolaborasi semua pihak

Menurutnya, posisi Menteri Keuangan merupakan jabatan politik yang menuntut kolaborasi luas, terutama dengan legislatif dan seluruh tim di kementerian. Ia menekankan tugas ini tidak bisa diemban secara individu.
“Menteri Keuangan kan jabatan politik yang didukung oleh politik juga. Bukan saya sendirian di sini. Kalau saya sendiri, pasti enggak mampu,” tegasnya.
2. Kebijakan fiskal jadi instrumen penting dorong pertumbuhan ekonomi

Kebijakan fiskal merupakan instrumen penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara optimal. Belanja negara memiliki peran strategis terhadap kinerja perekonomian. Ketika realisasi belanja tidak berjalan maksimal, pertumbuhan ekonomi pun berisiko tertahan.
“Kalau nggak dibelanjakan, perekonomian tidak berjalan. Runtuh juga nanti ekonominya. Jadi fiskalnya sehat, tapi kita pastikan nggak mengganggu sistem keuangan, dan belanjanya bisa optimal,” tegas Purbaya.
3. Cari strategi genjot penerimaan negara

Menanggapi outlook penerimaan pajak tahun ini yang ditargetkan sebesar Rp2.387,3 triliun dan Rp2.357,7 triliun untuk tahun depan, Purbaya mengaku belum melakukan pertemuan resmi dengan Direktur Jenderal Pajak usai dilantik menggantikan Sri Mulyani Indrawati. Meski begitu, ia menegaskan akan segera mempelajari kondisi terkini sektor perpajakan dan menyiapkan strategi terbaik untuk mendorong penerimaan negara.
Meski demikian, Purbaya memberikan pandangannya terkait rasio pajak (tax ratio) yang dinilainya relatif konstan dalam beberapa tahun terakhir. Ia menyebut dalam jangka pendek, ruang untuk mengubah rasio pajak secara signifikan sangat terbatas.
“Kalau anda lihatm biasanya apa yang konstan? Tax ratio, kan? Rasio pajak terhadap PDB konstan. Itu nggak bisa berubah dalam waktu dekat, maka cara untuk meningkatkan penerimaan pajak adalah dengan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kira-kira begitu,” jelasnya.