Menko Airlangga: Inflasi Indonesia Lebih Baik dari India hingga Eropa

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim laju inflasi Indonesia lebih rendah dibandingkan sejumlah negara anggota G20. Inflasi yang terjaga rendah, kata dia, merupakan hasil koordinasi dan sinergi yang erat antara pemerintah pusat, daerah, serta Bank Indonesia.
Adapun inflasi Indonesia hingga Juli berada di level 3,08 persen secara tahunan (yoy), sedangkan secara bulanan, inflasi berada di lebel 0,21 persen (mtm).
"Inflasi Indonesia di bulan Juli 2023 sebesar 3,08 persen, ini jauh lebih baik dibandingkan beberapa negara G20 seperti India di 7,44 persen, Inggris 6,8 persen, Jerman 6,1 persen, Italia di 5,9 persen, dan Uni Eropa di 5,3 persen," ujar Menko Airlangga dalam Press Statement Hasil Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2023 di Jakarta, Kamis (31/8/2023).
Dalam catatannya, secara spasial terdapat 19 daerah yang realisasi inflasinya di bawah inflasi nasional dan 15 daerah di atas nasional.
1. Inflasi Indonesia terkendali berkat kerja sama semua pihak

Airlangga menjelaskan komponen inflasi di Juli yakni volatile foods minus 0,03 persen, administered prices masih di 8,42 persen yang didominasi sektor transportasi, namun inflasi inti tetap terkendali di angka 2,43 persen.
Dengan demikian, capaian inflasi hingga Juli sudah masuk dalam rentang sesuai target dalam APBN yakni 3 plus minus 1 persen.
"Ini hasil sinergi kuat antara pemerintah pusat, Bank Indonesia (BI), pemerintah daerah, TPIP, dan TPID, dengan kebijakan 4K, yaitu menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif. Ini juga disertai kebijakan fiskal, moneter dan sektor riil untuk memastikan inflasi terkendali dalam rentang sasaran," tegasnya.
2. Pasokan beras tersedia hingga akhir tahun

Sementara itu, Airlangga memastikan pasokan beras Indonesia aman hingga akhir tahun karena stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Bulog mencapai 1,5 juta ton.
"Cadangan beras pemerintah ini Bulog laporkan per 30 Agustus 1,5 juta ton Pak Presiden. Jadi dengan adanya pengadaan lagi diharapkan sampai akhir tahun aman relatif," ungkap Airlangga.
3. Inflasi tahunan konsisten turun sejak Maret 2023

Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan inflasi tahunan per Juli yang mencapai 3,08 persen (yoy). Inflasi Indonesia secara konsisten mengalami penurunan sejak Maret 2023 tercatat 4,97 persen (yoy).
Kemudian pada April inflasinya 4,33 persen (yoy). Selanjutnya di Mei dan Juni, masing-masing sebesar 4 persen dan 3,52 persen (yoy).
"Hal ini perlihatkan inflasi tahunan konsisten mengalami penurunan," tegasnya dalam Konferensi Pers BPS, Selasa (8/1/2013).
Penyumbang inflasi tahunan terbesar salah satunya kelompok transportasi yang mencatatkan inflasi sebesar 9,58 persen (yoy), dan memberikan andil sebesar 1,17 persen terhadap inflasi umum.
Ada pula kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi 1,90 persen (yoy) dan memberikan andil 0,51 persen. Selanjutnya, kelompok perumahan, air listrik, dan bahan bakar rumah tangga inflasinya 2,03 persen dengan andil 0,39 persen.
Meski begitu, BPS juga menyebut masih ada kelompok yang mengalami deflasi tahunan pada Juli 2023 adalah informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang tercatat sebesar 0,24 persen dengan andil 0,01 persen.
Sementara berdasarkan komponennya, Pudji mengatakan komponen inti mengalami inflasi sebesar 2,43 persen dan memberikan andil paling besar terhadap inflasi 1,57 persen.
"Komoditas yang dominan memberikan andil di antaranya tarif kontrak rumah, sewa rumah, emas perhiasan, biaya perguruan tinggi, upah asisten rumah tangga, dan biaya sekolah SD," jelasnya.