Murah tapi Berisiko, Ini Dilema Indonesia Beli Minyak Rusia

- Wacana Indonesia beli minyak dari Rusia setelah bergabung dengan BRICS berisiko sanksi dari negara Barat
- Sanksi bisa hambat ekspor ke AS dan Eropa, pencabutan fasilitas perdagangan, bahkan isolasi internasional karena pro-Rusia
Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara menilai wacana Indonesia untuk membeli minyak dari Rusia setelah resmi bergabung dengan BRICS membawa risiko besar.
Bhima menjelaskan, jika wacana tersebut dieksekusi dapat membuat Indonesia terancam mendapatkan sanksi dari negara-negara Barat.
"Kelihatannya masih berisiko tinggi beli minyak dari Rusia, karena ada sanksi yang bisa dikenakan ke Indonesia," kata Bhima kepada IDN Times, Senin (13/1/2025).
1. Sederet sanksi bisa menimpa Indonesia jika beli minyak Rusia

Bhima memaparkan sanksi terhadap Indonesia dapat berupa hambatan tarif terhadap produk Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat dan Eropa. Kemudian, pencabutan fasilitas perdagangan seperti Generalized System of Preference (GSP) yang mengurangi daya saing produk Indonesia.
"Sampai Indonesia bisa dikucilkan dari forum internasional karena pro-Rusia," ujarnya.
2. Membeli minyak dari Rusia menghadapi berbagai tantangan
.jpg)
Menurut Bhima, meskipun Rusia menawarkan minyak dengan harga murah, biaya mitigasi risiko yang harus ditanggung Indonesia justru lebih besar.
"Posisinya jadi sangat dilematis, dan dibandingkan mendapat harga minyak diskon dari Rusia, biaya-biaya untuk mitigasi risiko jauh lebih besar lagi," tuturnya.
Bhima menjelaskan cakupan asuransi untuk pengiriman minyak dari Rusia sangat terbatas, sehingga biaya asuransi dan logistik meningkat. Keterbatasan itu menyebabkan harga minyak yang dikirim ke Indonesia berpotensi membengkak.
"Selain itu transit ke negara lain juga terbatas," ujar Bhima.
3. Luhut menilai jika menguntungkan dapat dipertimbangkan

Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia bisa saja mempertimbangkan pembelian minyak dari Rusia setelah resmi menjadi bagian dari BRICS.
BRICS adalah aliansi ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Luhut menegaskan, langkah pembelian minyak Rusia bisa saja diambil jika mendatangkan manfaat bagi Indonesia, terutama dalam hal efisiensi biaya.
"Sepanjang itu tadi menguntungkan Republik dan itu bisa kita bicarakan kepada beberapa negara-negara yang lain kenapa tidak, gitu kan? Kalau kita dapat lebih murah 20 dolar-22 dolar kenapa tidak?" kata Luhut di kantornya, Kamis (9/1/2025).