Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nike Pangkas Pekerjaan di Divisi Teknologi demi Efisiensi

Ilustrasi logo nike (unsplash.com/mojtaba mosayebzadeh)
Intinya sih...
  • Nike memangkas posisi di divisi teknologinya sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan.
  • Restrukturisasi dilakukan untuk menghadapi penurunan penjualan global dan tekanan biaya, terutama di pasar China.

Jakarta, IDN Times - Nike resmi memangkas sejumlah posisi di divisi teknologinya pada Senin (19/5/2025) sebagai bagian dari strategi efisiensi perusahaan. Keputusan ini diambil untuk menyesuaikan struktur operasional di tengah tekanan pasar global yang terus berubah.

Langkah tersebut mencerminkan fokus baru perusahaan dalam menghadapi penurunan penjualan dan tantangan bisnis lainnya. Adapun langkah restrukturisasi diumumkan di bawah kepemimpinan CEO Elliott Hill, yang mulai menjabat pada Oktober 2024.

Sejumlah fungsi teknologi akan dialihkan ke vendor eksternal guna mendorong efisiensi dan fleksibilitas operasional. Nike berharap kebijakan ini mendukung strategi jangka panjang dan mempercepat pemulihan kinerja.

Perusahaan tidak merinci jumlah karyawan yang terdampak, namun langkah ini menambah daftar perubahan besar selama tahun 2025. Nike terus beradaptasi di tengah persaingan ketat dari merek-merek yang lebih segar serta dinamika ekonomi global seperti tarif perdagangan.

1. Latar belakang pemangkasan pekerjaan

Nike merestrukturisasi divisi teknologinya untuk merespons perlambatan pertumbuhan dan tekanan biaya. Fokus utama pemangkasan adalah pada fungsi strategi dan proses bisnis, dengan tujuan mengalihkan sumber daya ke area yang lebih relevan bagi inovasi.

“Kami sedang menyesuaikan struktur tim teknologi untuk mendukung prioritas jangka panjang kami. Beberapa pekerjaan akan dialihkan ke mitra eksternal untuk meningkatkan fleksibilitas,” ujar juru bicara Nike, dikutip The Star. 

Nike mencatat penurunan penjualan global sebesar 9 persen pada kuartal terakhir, termasuk 17 persen di pasar China. Selain itu, tarif baru dari pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap produk Vietnam, negara produsen utama alas kaki Nike, telah mempersempit margin keuntungan perusahaan.

2. Perubahan kepemimpinan dan strategi

CEO Nike, Elliott Hill (Dok Nike)
CEO Nike, Elliott Hill (Dok Nike)

Sejak menjabat sebagai CEO, Elliott Hill mempercepat restrukturisasi internal, termasuk perombakan eksekutif dan alih daya fungsi teknologi. Strategi ini ditujukan untuk memulihkan performa perusahaan yang terganggu oleh tekanan eksternal dan internal.

“Kami fokus pada inovasi dan efisiensi untuk menghadapi persaingan. Restrukturisasi ini memungkinkan kami lebih lincah dalam merespons perubahan pasar.” kata Muge Dogan, Chief Technology Officer Nike, dikutip dari The Business Times. 

Pada April 2025, Hill menunjuk Jennifer Hartley sebagai Chief Strategy Officer untuk memperkuat arah strategis. Namun, dua eksekutif senior bidang strategi dan komunikasi mundur pada Maret 2025, menambah tantangan dalam transisi ini. Divisi teknologi juga sempat terguncang pada 2023 akibat skandal internal.

3. Dampak dan prospek ke depan

Air Jordan 1 (nike.com)

Langkah efisiensi ini dilakukan di tengah tekanan eksternal seperti tarif perdagangan dan pelemahan minat beli. Nike memperkirakan penurunan penjualan dua digit untuk kuartal mendatang, yang menyebabkan saham perusahaan jatuh 5,5 persen pada pertengahan Maret 2025.

“Kami percaya langkah-langkah ini akan memperkuat posisi Nike di pasar global. Kami berkomitmen untuk berinovasi dan memberikan produk terbaik kepada pelanggan.” kata CFO Nike, Matt Friend, dilansir CNBC.

Meskipun menghadapi persaingan dari merek seperti On Running dan Hoka, Nike tetap optimistis. Perusahaan berencana meningkatkan investasi pada inovasi produk dan kampanye olahraga, dengan fokus pada momentum besar seperti Olimpiade mendatang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us