Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

OpenAI Raih Kontrak Pertahanan AS Rp3,2 Triliun untuk Kembangkan AI

OpenAI (unsplash.com/Andrew Neel)
Intinya sih...
  • OpenAI memenangkan kontrak senilai Rp3,2 triliun dari Departemen Pertahanan AS untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) guna mendukung operasi militer dan administrasi pertahanan.
  • Kolaborasi dengan Anduril memperkuat fokus pada pengembangan sistem militer otonom berbasis AI, dengan potensi pendanaan tambahan sebesar 2 juta dolar AS.

Jakarta, IDN Times - OpenAI, pengembang ChatGPT, memenangkan kontrak senilai 200 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp3,2 triliun dari Departemen Pertahanan AS untuk penyediaan teknologi kecerdasan buatan (AI). Langkah ini memperkuat posisi perusahaan dalam sektor pertahanan.

Pentagon mengumumkan kontrak tersebut pada Senin (16/6/2025), menegaskan upaya AS mengintegrasikan AI guna menghadapi tantangan keamanan nasional. Kolaborasi ini mencerminkan kepercayaan pemerintah terhadap peran sektor swasta dalam modernisasi militer.

1. Kontrak untuk AI mutakhir

Ilustrasi kecerdasan buatan. (Pixabay.com/tungnguyen0905)
Ilustrasi kecerdasan buatan. (Pixabay.com/tungnguyen0905)

Departemen Pertahanan menyebut kontrak diberikan kepada OpenAI Public Sector LLC untuk mengembangkan prototipe AI guna mendukung operasi militer dan administrasi pertahanan. Proyek difokuskan di wilayah National Capital Region, termasuk Washington, D.C., Maryland, dan Virginia. Teknologi AI ini akan diterapkan dalam domain tempur dan administratif.

“Kami antusias bekerja sama dengan Departemen Pertahanan untuk memajukan keamanan nasional melalui teknologi AI yang bertanggung jawab,” ujar juru bicara OpenAI dalam pernyataan resmi.

Dikutip dari CNBC Internasional, kontrak berdurasi satu tahun ini menjadi bagian dari inisiatif “OpenAI for Government”, termasuk peluncuran ChatGPT Gov yang dirancang khusus untuk instansi pemerintahan.

2. Kolaborasi dengan Anduril dan implikasinya

ilustrasi kecerdasan buatan (freepik.com/rawpixel.com)
ilustrasi kecerdasan buatan (freepik.com/rawpixel.com)

Pada Maret 2025, OpenAI menjalin kemitraan dengan perusahaan teknologi pertahanan Anduril, yang didirikan Palmer Luckey. Kontrak terbaru ini memperkuat kerja sama tersebut dengan fokus pada pengembangan sistem militer otonom berbasis AI. The Register melaporkan OpenAI akan menerima 2 juta dolar AS (Rp32,5 miliar) sebagai pembayaran awal, dengan potensi pendanaan tambahan.

“Kemitraan ini menggabungkan kekuatan AI generatif dan teknologi pertahanan untuk menjawab tantangan keamanan modern,” kata eksekutif Anduril, dikutip dari Morningstar.

Detail penggunaan AI dalam proyek ini belum diungkap, memicu spekulasi terkait penerapannya dalam pertahanan siber atau analisis intelijen. New Straits Times mencatat tren global meningkatnya pemanfaatan AI untuk mempercepat pengambilan keputusan strategis. Namun, para analis mengingatkan risiko etis seperti minimnya transparansi dalam pengembangan teknologi militer.

3. Dampak pada posisi OpenAI di pasar global

CEO OpenAI Sam Altman. (Steve Jurvetson, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)
CEO OpenAI Sam Altman. (Steve Jurvetson, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Kontrak ini memperkuat posisi OpenAI sebagai pemimpin industri AI. Pada Juni 2025, perusahaan mencatat pendapatan tahunan 10 miliar dolar AS (Rp162,6 triliun), didorong pertumbuhan ChatGPT dengan 500 juta pengguna aktif mingguan.

“Kontrak ini membuktikan kemampuan kami menyajikan solusi AI yang aman dan efektif, bahkan di sektor dengan regulasi ketat seperti pertahanan,” ujar CEO OpenAI, Sam Altman, dikutip dari Devdiscourse.

Dilansir The Globe and Mail, kontrak ini berpotensi mengubah dinamika pasar global AI, seiring rencana OpenAI menggalang dana 40 miliar dolar AS (Rp650,6 triliun) yang dipimpin SoftBank. Dengan valuasi 300 miliar dolar AS (Rp4,8 kuadriliun), OpenAI kini menjadi salah satu perusahaan swasta paling bernilai di dunia, mempertegas dominasinya dalam inovasi AI.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us